Liputan6.com, Jakarta Keluarga korban kerusuhan Mei 1998 menggelar prosesi tabur bunga di Mal Klender, Jakarta Timur, Senin (13/5/2019). Mal Klender yang dulunya bernama Mal Yogya diduga dibakar secara sengaja hingga memakan korban sekitar 200 orang di bangunan yang kini berganti nama jadi Citra Plaza itu.
Sebelum tabur bunga, puluhan keluarga korban mengheningkan cipta untuk mengenang dan mendoakan orang terkasihnya. Kemudian mereka berkeliling di area mal sembari menabur bunga.
Salah satu keluarga korban yang melakukan tabur bunga adalah Maria Sanu. Anaknya, Stevanus Sanu tewas dalam insiden kebakaran pada Mei 1998 saat berusia 16 tahun. Maria datang berpakaian hitam bermotif tenun dan membawa foto hitam putih Stevanus Sanu.
Advertisement
Maria menceritakan, saat kerusuhan terjadi, Stevanus masih duduk di bangku kelas dua SMP. Saat itu Stevanus izin pergi bermain, namun tak pernah kembali.
Prosesi ini, kata Maria, telah dilakukan secara rutin selama 21 tahun. Setelah tabur bunga, dilakukan ziarah ke TPU Pondok Rangon tempat para korban kerusuhan Mei 1998 dimakamkan secara massal.
Â
Harapan
Di TPU ini, kata Maria, ada sebuah tugu yang dibangun Pemprov DKI Jakarta di masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Tugu yang diperuntukkan untuk mengenang para korban.
"Bersyukur (Ahok) mau peduli dengan keluarga korban. Sekarang rapi pemakaman massal Pondok Rangon ada 113 makam," ujar Maria.
Sampai saat ini, keluarga korban masih menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas tragedi tersebut. Maria berharap kasus kerusuhan 1998 segera diselesaikan.
"Pemerintah harus bertanggung jawab kepada keluarga korban, karena keluarga korban ini menanti agar kasus 98 diselesaikan," pungkasnya.
Â
Reporter:Â Hari Ariyanti
Advertisement