Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menyambut baik seruan damai tokoh dan pemimpin nasional dalam Silahturahmi Bogor di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor Jawa Barat, Kamis 15Â Mei 2019 malam. Dia menilai, silahturahmi tersebut membawa kesejukan di tengah hiruk-pikuk politik yang menjemukan masyarakat.
Dia mengatakan, sudah saatnya perbedaan karena pemilu dihentikan. Apalagi di tengah Ramadan yang seharusnya digunakan untuk mempererat silaturahmi.
"Kini bukan saatnya untuk mempertajam perbedaan sebab pemilu sudah usai. Saat ini yang bertepatan pula dengan bulan suci Ramadan mari kita pererat silaturahmi. Kami dari TKN menyambut positif seruan tokoh nasional yang bertemu di Bogor untuk menghentikan segala perbedaan dan kembali bersatu," kata Erick Thohir dalam keterangannya, Kamis malam.
Advertisement
Mantan bos Inter Milan itu mengatakan, perbedaan latar belakang meniscayakan perbedaan bersikap. Tapi perbedaan itu, menurut Erick sunnatullah yang harus disikapi secara wajar. Dia menegaskan untuk kepentingan bangsa maka harus bersatu.
"Kami menyadari memang ada beragam alasan kita untuk saling berbeda, namun cukup satu alasan untuk menyatukan kita semua, yakni kecintaan kita pada negara tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Erick.
Â
8 Kepala Daerah dan 2 Anak Mantan Presiden
Adapun pertemuan tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Wagub Jawa Timur Emil Dardak, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono turut rapat tertutup dengan delapan kepala daerah tersebut. Juga Yenny Wahid.
Para tokoh itu mengambil kesepakatan bahwa harus membangun Indonesia dengan mengedepankan kebersamaan dan perdamaian. Kata penggagas silahturahmi tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya, pascapemilu ini harus dikurangi ruang terjadi perpecahan.
"22 Mei nanti kita hormati sebagai keputusan dalam konteks konstitusi. Kalau ada gugatan kita melihat harus diserahkan kepada proses hukum yang berlaku sesuai dengan hukum positif dan konstitusi di Indonesia," ucap dia.
Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menambahkan strategi perdamaian sudah dirumuskan bersama delapan kepala daerah. "Ternyata sampai hari ini, perselisihan karena beda pilihan masih berlarut, pertanyaannya sampai kapan? Mudah-mudahan kebersamaan kami menginspirasi generasi muda khususnya yang juga aktif dalam proses politik," kata AHY.
Â
Reporter:Â Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka
Advertisement