Liputan6.com, Jakarta - Hacker atau peretas memanfaatkan celah keamanan pada aplikasi perbincangan WhatsApp untuk menyebarkan software mata-mata. Spyware tersebut diduga besutan perusahaan Israel, NSO Group.
Laporan peretasan tersebut disikapi Facebook selaku pemilik WhatsApp. Perusahaan teknologi berbasis di Amerika Serikat itu mendesak para pengguna untuk memperbarui aplikasi di smartphone masing-masing.
Langkah ini untuk mengurangi kemungkinan peretas dapat mencuri data pribadi di telepon seluler atau ponsel pintar. Terutama dengan hanya menelepon, baik pengguna menjawab panggilan telepon atau tidak.
Advertisement
Bagaimana celah dan target peretasan terhadap data pengguna WhatsApp? Bagaimana pula solusi dan pencegahannya? Simak dalam Infografis berikut ini.
Video
Whatsapp dikabarkan dibobol hacker. Para hacker menyematkan spyware melalui celah-celah yang rentan di dalam aplikasi. Dilansir Sky News, Selasa (14/5/2019), beberapa pengguna sudah terserang namun belum jelas berapa jumlah device yang terdeteksi.
Infografis
Advertisement