Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali melakukan kunjungan kerja. Kali ini, Jokowi bertolak ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (20/5/2019).
Jokowi berangkat dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur sekitar pukul 08.30 WIB. Seperti dilansir dari Antara, Jokowi tampak didampingi sejumlah Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dalam kunjungan kerjanya ke NTT.
Di NTT, Jokowi diagendakan meresmikan bendungan Rotiklot yang berada di Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung sekitar 3,2 juta meter kubik.
Advertisement
Bendungan Rotiklot bermanfaat bagi penyediaan air untuk lahan sawah seluas 139 hektare dan 500 hektare untuk tanaman palawija serta berfungsi sebagai pengendalian banjir di daerah hilir Ainiba serta mampu mensuplai air baku untuk masyarakat di sekitar Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter per detik.
Kepala Satuan Kerja Balai WIlayah Sungai II Fery Moun Hepy mengatakan, Bendungan Rotiklot rencananya juga akan dijadikan sebagai lokasi wisata baru bagi masyarakat di perbatasan RI-Timor Leste.
"Kami yakin, Bendungan Rotiklot yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo, akan menjadi sebuah objek wisata yang menarik di perbatasan NTT-Timor Leste," kata Fery, Minggu 19 Mei 2019.
Bendungan Rotiklot adalah satu dari tujuh bendungan di NTT yang menjadi salah satu program pembangunan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk meningkatkan ketahanan pangan di provinsi berbasis kepulauan ini.
Jarak tempuh dari Kota Atambua, ibu kota Kabupaten Belu menuju ke Bendungan Rotiklot sendiri mencapai kurang lebih delapan kilometer.
Fery menjelaskan, lokasi Bendungan Rotiklot yang sangat strategis hendaknya bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Belu untuk mengembangkan kawasan itu sebagai objek wisata baru.
"Jika dilihat dari ketinggian, bendungan itu sangat indah. Nah ada beberapa spot yang bisa digunakan untuk menyaksikan bendungan ini dari ketinggian," ujar Fery seperti dikutip Antara.
Untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai kawasan wisata, lanjutnya, Dinas Pariwisata Kabupaten Belu bisa berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai NTT II untuk mendesainnya menjadi sebuah kawasan yang memikat minat wisatawan.
Ia mengatakan, proses pengawasan terhadap bendungan tersebut tetap ada pada kewenangan Balai Wilayah Sungai, namun tetap saja ada satuan khusus yang mengawasi bendungan itu agar tidak rusak.