Liputan6.com, Jakarta Menanamkan nilai-nilai Alquran pada generasi muda, Badan Pengusahaan Batam melalui Badan Koodinasi Dakwah Islam (BKDI) BP BATAM mengadakan pelatihan pembinaan karakter bagi remaja muslim dengan pendekatan potensi genetik. Pelatihan yang digelar di Gedung IT Center BP Batam lantai 1 pada Minggu (19/5) ini diikuti oleh 45 peserta yang berasal dari SD dan SMP yang didampingi orang tua.
Jaka Pramana mewakili BKDI BP Batam mengatakan kegiatan tersebut merupakan pelatihan guna membangun karakter remaja muslim berbasis pada Alquran yang unggul, beriman dan berkepribadian baik.
Baca Juga
“Pendidikan karakter penting diajarkan kepada anak remaja agar menjadi seseorang yang berakhlak mulia. Dalam sejarah Islam, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik,” ujar Jaka.
Advertisement
Trainer STIFIn (Sensing Thinking Intuiting Feeling dan Insting), Ma Hadi selaku narasumber memberikan pemaparan mengenai ragam perilaku sekaligus karakter sesuai akidah islam dan menjelaskan cara menghafal Alquran dengan baik dan benar.
“Sebagian umat Islam menganggap menghafal Alquran dengan cepat dan mudah mungkin sulit dilakukan. Memang menghafal Alquran bukan pekerjaan mudah. Jika tidak pandai memanfaatkan waktu, maka apa pun cara menghafal Alquran yang dilakukan hanya berakhir menjadi keinginan belaka,” ungkapnya.
Adapun beberapa cara menghafal Alquran dengan baik dan cepat adalah dengan meluruaskan niat ikhlas karena Allah, menanam keyakinan bahwa menghafal Alquran sangat mudah, memperbaiki bacaan agar terhindar dari kekeliruan dan terakhir hafalkan satu persatu ayat diulangi secara tartil.
Menurut penuturannya, Pendidikan karakter yang baik juga memerlukan tiga komponen yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), penguatan emosi (moral feeling), perbuatan bermoral (moral action).
Pendidikan karakter di era milenial sangat penting bagi remaja dari derasnya arus informasi. Apabila pendidikan karakter jauh dari akidah islam dan tidak berhubungan dengan Allah, maka dikhawatirkan anak tersebut akan memiliki sifat kefasikan, penyimpangan, kesesatan, dan kekafiran," ungkap Hadi.
Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi terselenggaranya pelatihan ini sebagai sarana untuk remaja mempermudah dalam menghapal al-quran dan pengetahuan mengenai karakter yang baik yang dapat diterapkan di lingkungan sehari-hari. Rangkaian pelatihan tersebut ditutup dengan buka puasa bersama.
(*)