Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengundang alumni dan anggota organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung untuk berdiskusi dan berbuka bersama.
Diskusi ini diadakan untuk menunjukkan mahasiswa dapat bersatu kembali setelah Pemilu 2019.
"Kita ingin merajut kembali persatuan Indonesia, pasca Pemilu 2019 ini. Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, nanti kita bisa menyatukan kembali para anak bangsa yang selama ini beda pendapat, beda pilihan, beda partai, tapi tetap satu untuk Indonesia maju," ungkap Menristekdikti M Nasir dalam keterangan tertulis, Selasa (28/5/2019).
Advertisement
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Penasihat Majelis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Akbar Tandjung mengungkapkan, Indonesia saat ini sudah mengalami banyak dinamika demokrasi yang sudah mendewasakan rakyat.
Menurutnya, Pemilu 2019 istimewa karena pemilihan presiden, DPR, dan DPD dilakukan secara serentak.
"Kita sekarang ini disebut sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, pertama India kedua Amerika dan ketiga Indonesia. Lebih dari itu, Indonesia juga menjadi negara Muslim terbesar di dunia. Dari berbagai hal itu kita lihat ada banyak dinamika yang berkembang dalam dunia politik kita," ujar Akbar.
Selain itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Bambang Soesatyo yang juga alumni HMI menambahkan, setiap politikus yang mengajukan diri untuk dipilih rakyat melalui Pemilu perlu bersikap dewasa.
"Harapan kami sebetulnya hanya satu, dimanapun kita bertanding, harus siap bersanding," ucap Bambang.