Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan adanya peningkatan bencana alam dalam rentang Januari hingga Mei 2019. Jumlah bencana disebut jauh meningkat dibandingkan bencana pada 2018, dalam rentang waktu yang sama.
"Antara kejadian tahun ini dengan tahun 2018, kita bisa melihat disini dalam 5 bulan pertama di bulan Januari hingga Mei. Jumlah kejadian meningkat," ujar Direktur Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNPBÂ Lilik Kurniawan di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (31/5/2019).
Lilik menjelaskan, peningkatan bencana dilihat dari jumlah kejadian yang meningkat 19,4 persen, dari 1.640 menjadi 1.901. Korban tewas dan hilang meningkat 97,4 persen, dari 189 menjadi 373. Korban luka meningkat 185 persen, dari 521 menjadi 1.485.
Advertisement
"Namun, untuk jumlah warga mengungsi menurun 20,8 persen, dari 1.565.383 menjadi 1.239.439. Serta, jumlah rumah rusak meningkat 1,9 persen, 25.780 menjadi 26.263," kata Lilik.
Dia menjelaskan, 98 peristiwa pada lima bulan awal 2019, didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Sisanya bencana akibat geologi.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bencana hidrometeorologi
BNPB mencatat, tiga bencana besar hidrometeorologi di awal tahun 2019. Peristiwa itu adalah banjir dan longsor di Sulawesi Selatan, banjir dan tanah longsor Sentani, dan banjir dan tanah longsor Bengkulu.
Sementara, untuk banjir dan tanah longsor di Sulawesi Selatan meliputi 10 kabupaten kota pada 22 Januari 2019.
"Dampaknya 82 orang meninggal, 3 orang hilang, dan 47 orang luka-luka," kata Lilik.
Sedangkan bencana di Sentani, Papua terjadi pada 16 Maret 2019. Dampaknya menewaskan 112 orang, 17 orang hilang, dan 965 luka-luka.
Kemudian banjir dan tanah longsor di Bengkulu terjadi pada 27 Maret 2019. Tercatat 24 orang meninggal, 4 orang hilang, dan 4 orang luka-luka.
Â
Reporter: Ahda BayhaqiÂ
Advertisement