Liputan6.com, Jakarta - Kepergian Ani Yudhoyono meninggalkan duka mendalam bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan kedua anaknya, Agus Harimurty Yudhoyono atau AHY dan Edhi Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Semasa hidupnya, sosok Ani Yudhoyono merupakan sosok perempuan tangguh, setia, dan inspiratif, yang lahir dari keluarga prajurit, suami seorang prajurit, serta anak dari seorang prajurit. Lingkungan itulah yang membentuk karakter yang konsisten seorang Ani Yudhoyono.
Baca Juga
Vonis dokter yang dia terima empat bulan lalu menjadikannya kuat dan tidak mudah menyerah.
Advertisement
"Saat beliau tahu vonis dokter ibu Ani seraya meneteskan air mata mengatakan saya pasrah tapi saya tidak menyerah. Catatan medik beliau catat sangat rapi dan beliau katakan saya sudah diberi kemuliaan, saya dibesarkan keluarga pejuang dan kemudian menikah menjadi istri prajurit Bapak SBY. Saya tidak boleh mengeluh, saya ikhlas dan berjuang," kata AHY dalam pidato usai pemakaman Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Minggu (2/6/2019).
Selama masa pengobatan, kata AHY, Ibu Ani tetap menyibukan diri dengan menuliskan gagasan-gagasannya. Kelak gagasan-gagasan itu yang akan dirinya realisasikan kelak bila sembuh dari sakitnya. Namun takdir berkata lain.
"Insyaallah kami lanjutkan bersama (gagasan Ibu Ani)," kata AHY.
AHY berharap seluruh rakyat Indonesia dan seluruh pelayat yang hadir agar dapat membukakan pintu maaf bagi Ani Yudhoyono atas khilaf dan kealpaan baik yang disengaja atau tidak disengaja.
"Selamat jalan Memo, we miss you and forever miss you," tutup AHY dalam pidatonya.