Sukses

Sejumlah Korban Bentrok di Buton Dirujuk ke RS Palagimata

Sejumlah korban bentrok di Buton yang telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Palagimata Kota Baubau.

Liputan6.com, Baubau - Dinas Kesehatan Kabupaten Buton menyebutkan dua orang meninggal dunia akibat bentrok antarwarga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya daerah itu.

"Korban yang meninggal dunia antara lain karena luka benda tajam," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Buton, Djufri, di Buton, seperti dilansir Antara, Kamis (6/6/2019).

Selain dua korban yang meninggal dunia, kata dia, delapan orang lainnya mengalami luka-luka akibat terkena busur atau benda tajam lainnya.

"Lebih detailnya kita belum bisa memastikan karena masih dalam pemeriksaan," kata Djufri soal korban bentrok di Buton.

Dalam mengantisipasi para korban kerusuhan, lanjut dia, pihaknya telah mengambil langkah-langkah dengan membuka pelayanan 1×24 jam pada puskesmas-puskesmas terdekat, utamanya Puskesmas Siontapina, Kombewaha, Lasalimu Selatan dan Puskesmas Wolowa.

Dia mengatakan sejumlah korban yang telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Palagimata Kota Baubau.

"Kami dari Dinkes sudah berupaya mengambil langkah-langkah, yang tidak bisa kita tangani di puskesmas, maka kami merujuk ke rumah sakit," ujar dia.

Hingga pukul 21.00 WIB, pihaknya belum memastikan kembali jumlah korban terbaru akibat bentrok di Butonitu. 

2 dari 2 halaman

Kronologi

Kejadian bermula pada Selasa 4 Juni sekitar pukul 21.00 Wita saat sekelompok pemuda dari Desa Gunung Jaya melakukan pawai motor melintasi Desa Sampuabalo dengan cara mengegas-ngegas sepeda motornya. Hal ini memancing kemarahan warga Desa Sampuabalo.

Lalu, pada Rabu 5 Juni sekitar pukul 13.00 Wita, pemuda dari Desa Sampuabalo menggunakan motor hendak menuju ke SP1 atu Ambuau untuk menemui keluarganya dalam rangka silaturahmi.

"Pada saat melintasi Desa Gunung Jaya pemuda tersebut langsung dibusur dan mengenai dada sebelah kiri dan pemuda tersebut langsung kembali ke Desa Sampuabalo melaporkan kejadian tersebut," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhart Santoso saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (6/6/2019).

Masih di hari yang sama, sekitar pukul 14.00 Wita, sekelompok pemuda berjumlah kurang lebih 100 orang dari Desa Sampuabalo menyerang ke Desa Gunung Jaya dengan melemparkan batu ke rumah-rumah warga. Warga Desa Gunung Jaya membalas lemparan batu tersebut.

"Karena banyaknya pemuda dari Desa Sampuabalo, sehingga masyarakat Desa Gunung Jaya langsung lari dan mengamankan diri di desa tetangga dan beberapa pemuda dari Desa Sampuabalo langsung membakar rumah dengan menggunakan, bom molotov dan bensin," ujarnya.

Atas kejadian tersebut, empat motor dan satu mobil milik warga Desa Gunung Jaya Butonhangus terbakar. Dan satu warga dari Desa Sampuabalo terkena panah pada bagian dada sebelah kiri.

Video Terkini