Sukses

Ribuan Ketupat Diarak, Wabup Banyuwangi: Ini Bisa Dicontoh Warga Desa Lain

"Ini ide yang bagus, apalagi ini dibuat swadaya oleh masyarakat. Ini akan memupuk persaudaraan dan persatuan..."

Liputan6.com, Jakarta Selain Seblang dan Barong Ider Bumi, Banyuwangi memiliki sejumlah atraksi budaya menarik lain yang digelar selama bulan Syawal. Salah satunya adalah berbagai miniatur bangunan yang disusun dari ribuan ketupat dan diarak warga disepanjang Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Selasa (11/6). 

Kegiatan tersebut dikenal dengan Pawai Grebeg Syawal Sewu Kupat. Kepala Desa Temuguruh, Asmuni menjelaskan bahwa acara ini telah memasuki tahun ke-tiga pelaksanaan. Inisiatifnya berasal dari remaja Desa Temuguruh yang ingin mengangkat tradisi kupatan (makan ketupat) di hari ke-7 Idulfitri.

"Anak muda sini terinspirasi oleh event Banyuwangi Festival yang banyak mengangkat tradisi lokal yang dikemas hingga menjadi atraksi menarik. Mereka lalu berpikir untuk mengangkat tradisi kupatan di desanya. Lalu muncullah Pawai Sewu Kupat ini," kata Asmuni.

 

Pawai Sewu Kupat dikerjakan bersama seluruh warga. Setiap keluarga ikut berpartisipasi memasak ketupat untuk acara ini. Ribuan ketupat tersebut lalu disusun menjadi belasan bentuk-bentuk dalam ukuran besar.

"Tiap kepala keluarga menyumbang minimal empat ketupat. Lalu dikumpulkan oleh RW, dan dijadikan satu tandu untuk diarak. Satu tandu biasanya menghabiskan minimal 400 ketupat," terang Asmuni.

Kirab ini pun semakin meriah dengan berbagai kesenian lokal Banyuwangi. Ada karnaval Banyuwangi Ethno Carnival, Barong Banyuwangi, musik tradisional Banyuwangi, hingga pawai pengantin khas Banyuwangi juga ditampilkan.

"Pawainya menarik, sangat menghibur. Yang paling lucu ada penampilan drum band lansia dari warga. Saya tadi ikut berebut ketupat dan lepet, lalu kita makan rame-rame," ujar Wulan, salah satu penonton.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, yang hadir dalam acara tersebut menyatakan apresiasinya atas kreativitas warga Desa Temuguruh ini. Menurutnya, event ini akan berdampak pada keguyuban warga.

"Ini ide yang bagus, apalagi ini dibuat swadaya oleh masyarakat. Ini akan memupuk persaudaraan dan persatuan, dan bisa dicontoh warga di desa-desa lainnya," ujar Yusuf.

Yusuf pun berharap agar kegiatan seperti ini terus dilestarikan, dan event ini terus disempurnakan. "Lestarikan kegiatan yang mengangkat kearifan lokal ini. Atraksi yang menarik sangat menunjang perkembangan wisata Banyuwangi sebagai destinasi wisata nasional," kata Yusuf.

Di akhir acara, Wabup Yusuf melakukan pemotongan ketupat di salah satu gunungan ketupat yang diikuti dengan ratusan warga lainnya. 

 

(*)