Liputan6.com, Yogyakarta: Acara diskusi di kampus Universitas Gajah Mada (UGM) yang menghadirkan tokoh feminisme asal Kanada, Irshad Manji, Rabu siang (9/5), terpaksa dibubarkan pihak rektorat dengan alasan keamanan. Diskusi ini ditentang sejumlah elemen mahasiswa Islam di UGM, karena dianggap melecehkan agama.
Aksi menentang digelarnya diskusi Irshad Manji digelar para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Yogja Peduli Moral Bangsa. Mereka terdiri dari berbagai elemen mahasiswa Islam dari UGM dan sejumlah kampus lain di Yogyakarta.
Mereka menolak kedatangan Irshad Manji karena bukunya dianggap melecehkan agama Islam. Kedatangan Irshad juga dinilai akan mengkampanyekan serta melegalkan budaya lesbi dan homoseksual di seluruh dunia.
Namun upaya para mahasiswa mendatangi langsung tempat penyelenggaraan diskusi di lantai lima gedung pasca sarjana UGM gagal dilakukan, karena mereka dihadang aparat keamanan kampus. Setelah sempat bersitegang, pihak aparat keamanan kampus akhirnya bersedia membubarkan rencana diskusi tersebut, dengan ijin dari pihak rektorat.
Suasana pembubaran di lokasi acara sempat diwarnai ketegangan karena sejumlah panitia dan peserta berusaha menolak pembatalan acara tersebut. Namun, mendengar alasan pembubaran tersebut terkait pelarangan dari pihak rektorat dan direktur sekolah pasca sarjana, pihak panitia pun akhirnya bersedia membatalkan acara.
Irshad Manji mengaku kecewa dengan pembatasan diskusi itu, meski ia akhirnya memahami kondisinya. Irshad Manji pun dievakuasi aparat keamanan melalui pintu belakang, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sedianya Irshad Manji tampil sebagai pembicara dalam diskusi yang digelar relief atau religious issue forum/ program studi center for religious and cross-cultural studies. (mla)
Aksi menentang digelarnya diskusi Irshad Manji digelar para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Yogja Peduli Moral Bangsa. Mereka terdiri dari berbagai elemen mahasiswa Islam dari UGM dan sejumlah kampus lain di Yogyakarta.
Mereka menolak kedatangan Irshad Manji karena bukunya dianggap melecehkan agama Islam. Kedatangan Irshad juga dinilai akan mengkampanyekan serta melegalkan budaya lesbi dan homoseksual di seluruh dunia.
Namun upaya para mahasiswa mendatangi langsung tempat penyelenggaraan diskusi di lantai lima gedung pasca sarjana UGM gagal dilakukan, karena mereka dihadang aparat keamanan kampus. Setelah sempat bersitegang, pihak aparat keamanan kampus akhirnya bersedia membubarkan rencana diskusi tersebut, dengan ijin dari pihak rektorat.
Suasana pembubaran di lokasi acara sempat diwarnai ketegangan karena sejumlah panitia dan peserta berusaha menolak pembatalan acara tersebut. Namun, mendengar alasan pembubaran tersebut terkait pelarangan dari pihak rektorat dan direktur sekolah pasca sarjana, pihak panitia pun akhirnya bersedia membatalkan acara.
Irshad Manji mengaku kecewa dengan pembatasan diskusi itu, meski ia akhirnya memahami kondisinya. Irshad Manji pun dievakuasi aparat keamanan melalui pintu belakang, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sedianya Irshad Manji tampil sebagai pembicara dalam diskusi yang digelar relief atau religious issue forum/ program studi center for religious and cross-cultural studies. (mla)