Sukses

Kronologi Kaburnya Napi Saat Kerusuhan Rutan Lhoksukon Aceh

Mereka kabur sesaat setelah kerusuhan pecah di dalam rutan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah narapidana (napi) Cabang Rumah Tahanan Negara (Rutan) Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh melarikan diri usai mendobrak pintu utama penjara tersebut. Mereka kabur sesaat setelah kerusuhan di dalam rutan.

Informasi yang dihimpun dari Banda Aceh, peristiwa itu terjadi pada Minggu 16 Juni 2019 sekitar pukul 16.25 WIB.

Sebelum melarikan diri, sempat terjadi kerusuhan di dalam penjara. Tidak diketahui pasti apa penyebab kerusuhan di dalam rutan yang dihuni ratusan napi tersebut. Para napi dilaporkan melarikan diri dari berbagai arah.

Kaca jendela bagian depan dekat pintu utama terlihat pecah usai kerusuhan. Sejumlah petugas bersenjata lengkap tampak dikerahkan mengamankan rumah tahanan tersebut.

Sejumlah personel Polri dibantu TNI dan petugas rumah tahanan masih mengejar narapidana yang melarikan diri. Beberapa napi yang sempat kabur ditangkap kembali.

Napiyang ditangkap kembali dikumpulkan di sudut kantor rutan. Mereka didata satu per satu. Hingga kini belum diketahui pasti penyebab para napi tersebut melarikan diri.

Di depan rumah tahanan tersebut juga sudah dipasang garis polisi. Situasi di sekitar rumah tahanan kini dilaporkan sudah kondusif. Kejadian tersebut sempat menarik perhatian warga setempat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Melebihi Kapasitas

Kasus kerusuhan di dalam penjara kembali terjadi. Kali ini, kerusuhan melanda Rumah Tahanan Negara (Rutan) Lhoksukon, Aceh Utara pada Minggu (16/6/2019).

Sejumlah narapida (napi) dilaporkan melarikan diri akibat kerusuhan tersebut. Insiden kerusuhan ini dibenarkan Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sri Puguh Budi Utami.

"Iya benar. Saya masih koordinasi dengan Kadivpas Aceh untuk memastikan berapa jumlah Napi yang kabur," ucap Sri saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (16/6/2019).

Sri menjelaskan, jumlah tahanan dan narapidana yang ada di Rutan Lhoksukon sudah melebihi kapasitas. Seyogya Rutan hanya mampu menampung 70 napi. Tapi yang menghuni mencapai 449 orang.

"Kasus terbanyak Narkoba," ujar Sri.

Saat ini, pihaknya masih mendata jumlah napi yang kabur. Mereka diduga kabur dengan cara membobol pintu.

"Sebagian napi yang kabur sudah ditangkap," ucap dia.