Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah politikus senior Partai Demokrat mendorong Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY memimpin partai berlambang mercy itu menggantikan sang ayah. Hal itu menyusul wacana Kongres Luar Biasa (KLB) yang didengungkan dengan dalih keprihatinan terhadap kondisi Partai Demokrat.
Dalam dunia politik, nama AHY memang tergolong sebagai pendatang baru. Meski begitu, posisi AHY di Partai Demokrat tidak bisa diremehkan. AHY telah menduduki posisi strategis di Partai Demokrat.
Baca Juga
Lalu bagaimana peluang AHY memimpin Partai Demokrat? Berikut ulasannya:
Advertisement
1. Awal Terjun ke Dunia Politik
Sebelum terjun ke dunia politik, AHY adalah anggota TNI dengan pangkat terakhir mayor. Namun secara mengejutkan, AHY berbalik arah memilih menjadi seorang politikus. Keputusannya AHY terjun ke politik sempat jadi perbincangan publik lantaran kariernya di TNI masih panjang.
"Saya sendiri tidak pernah merencanakan seperti itu. Teman-teman saya kaget semuanya. Mulai dari senior, junior tidak menyangka tiba-tiba AHY keluar dari TNI," ujar AHY.
Karier awal politik AHY dimulai saat dirinya memutuskan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017. AHY maju bersama Sylviana Murni. Namun AHY harus mengakui keunggulan lawan politiknya, kala itu Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Kegagalan dalam Pilgub DKI 2017, tidak lantas membuat nama AHY meredup. Justru karier politik AHY semakin bersinar pasca-Pilgub DKI. AHY kemudian menduduki posisi strategis di Partai Demokrat.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
2. Menjadi Ketua Kogasma
Usai Pilkada DKI tahun 2017, AHY membuktikan bahwa dirinya pantas dan layak menduduki posisi penting di Partai Demokrat. Partai Demokrat mengukuhkan AHY sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 pada 17 Februari 2018.
"Ini adalah suatu tanggung jawab untuk saya pribadi. Saya menyatakan siap menjalankan ini. Insyaallah saya akan menjalankan ini dengan sepenuh hati," ucap Agus kala itu.
Saat menjadi Ketua Kogasma, AHY menjalankan perannya dengan sangat baik. Contohnya, dia turun langsung berkampanye dari satu wilayah ke wilayah lain dalam Pemilu 2019. Usahanya tidak sia-sia, dalam Pemilu 2019, KPU menyatakan Partai Demokrat meraih 10.876.507 suara atau 7,77 persen.
Â
Advertisement
3. Dekat dengan Tokoh
Peluang AHY menjadi pucuk pimpinan Partai Demokrat terbuka lebar. Terlebih AHY terlihat dekat dengan sejumlah tokoh politik dan tokoh nasional Indonesia.
Salah satu contohnya, yakni kedekatan AHY dengan Presiden Joko Widodo. Beberapa kali, Presiden Jokowi mengundang AHY ke Istana untuk sekadar menjalin silaturahmi.
Dia juga dekat dengan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Komunikasi mereka intens saat Demokrat masuk dalam Koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019.
Â
4. Didukung Senior Partai Demokrat
Peluang AHY memimpin Demokrat juga semakin kuat dengan dukungan sejumlah politikus senior partai tersebut. Dia didorong oleh Max Sopacua cs yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) seiring dengan wacana KLB.
KLB itu dimaksudkan untuk merombak kepengurusan Partai Demokrat saat ini. Max Sopacua berharap dengan adanya perubahan tatanan kepengurusan bisa membawa Demokrat kembali ke khitahnya.
Dengan KLB, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang tengah memimpin partai bisa secara resmi menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada putra sulungnya, AHY.
"Kalau KLB tidak susah-susah, Pak SBY tinggal menyerahkan kepada Agus Harimurti untuk memimpin partai ini," ucapnya.
Â
Reporter: Syifa Hanifah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement