Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka meningkatkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia terkait perdagangan elektronik atau e-commerce, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama dengan Selangor State of Government melakukan Business Matching di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta pada Jumat (14/2).
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDTT Samsul Widodo mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia sangat mendukung berkembangnya bisnis start-up di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat melalui data yang dikeluarkan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi. Indonesia telah melahirkan 1.307 perusahaan rintisan atau start-up sejak tahun 2015 lalu yang hanya 52 start-up.
"Sejak tahun 2017, kami telah bekerjasama dengan lebih dari 60 startup bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, keterampilan, investasi dan pariwisata untuk mengimplementasikan ekonomi digital di daerah tertinggal," katanya.
Advertisement
Lebih lanjut, Samsul menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia terus mendukung berkembangnya bisnis start-up di Indonesia.
"Kami berusaha menciptakan ekosistem agar para pelaku bisnis digital ini bisa tumbuh. Apalagi, kini para pelaku UKM, petani dan nelayan mulai bisa menjual produknya secara online karena telah diberikan pemahaman terkait ekonomi digital,"katanya.
Â
Dalam kesempatan tersebut, Samsul Widodo mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari Selangor State of Government. Dirinya berharap melalui pertemuan tersebut bisa menghasilkan kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, khususnya dalam meningkatkan perdagangan elektronik antara kedua belah negara.
Dikesempatan yang sama, Advisor for Chief Minister of Selangor, Zulkifli Zakaria mengapresiasi perkembangan e-commerce di Indonesia yang sangat pesat. Pemerintah Malaysia juga akan mencontoh Indonesia dalam mengembangkan produk unggulan daerah.
"Perkembangan e-commerce di Indonesia sangat luar biasa. Saat ini kami juga sedang mendorong pelaku UKM di Malaysia agar bisa masuk ranah digital," ujar Zulkifli.
"Melalui pertemuan ini, kami ingin membahas dan merumuskan model bisnis untuk kedua belah pihak serta kebijakan dan mekanisme distribusi (ekspor) untuk kedua jalur, Indonesia dan Malaysia," tambah Zulkifli.
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir mitra kerja Kemendes PDTT, seperti Shopee Indonesia (platform belanja online), Timur Rasa (produsen kenari), Sayur Box (platform penjualan sayuran dan buah-buahan secara online) dan Lion Parcel (jasa pengiriman/logistik), serta Line Clear Express & Logistic Sdn Bhd, sebuah perusahaan jasa pengiriman logistik di Malaysia yang masing-masing mempresentasikan model bisnis usahanya.
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut, Kemendes PDTT akan berkoordinasi dengan mitra kerja terkait produk unggulan apa yang akan diekspor ke Malaysia sesuai dengan pangsa pasar di Malaysia.
Â
(*)