Liputan6.com, Jakarta - PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menandatangani pakta integritas pengadaan fase 2 MRT Jakarta koridor Bundaran HI-Kota.
Menurut Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK, Wawan Wardiana, proyek MRT yang mengelola dana besar serta dalam tempo yang singkat riskan akan terjadi korupsi. Ia mengungkapkan sudah tugas KPK untuk memberikan rekomendasi kepada proyek-proyek yang dikelola dengan dana APBN.
"Kalau pencegahan kan orang Litbang melihat, mengkaji, menggali potensi-potensi celah bagi oknum-oknum ke depannya. Maka sudah pasti sebagai orang pencegahan memberikan rekomendasi," ucap Wawan saat menjelaskan tugas Litbang KPK di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).
Advertisement
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menyampaikan bahwa pelibatan KPK sebagai upaya agar proyek tersebut sesuai dengan yang ditentukan. Terutama hal-hal yang menyangkut pengelolaan anggaran.
"Lebih bagus mencegah daripada nanti terjadi persoalan. Kita ingin seluruh elemen yang melakukan pengawalan terhadap antikorupsi itu menjaga proses ini. Ini proyek besar biayanya juga besar sekali ya, enggak mungkin MRT kerjain sendiri. Dia harus dikawal," kata dia.
"Oleh sebab itu, semua elemen yang terkait pengawasan kita libatkan dalam mengawal proses ini," lanjut William.
Diketahui, pengadaan fase 2 MRT Jakarta koridor Bundaran HI-Kota akan didanai oleh pinjaman lunak dari pemerintah Jepang. Nilanya mencapai Rp 22,5 triliun.
"Nilai total untuk fase dua kita siapkan sebesar Rp 22,5 triliun dan itu seluruhnya adalah pendanaan pinjaman lunak yang kita dapatkan dari pemerintah Jepang," ucapnya.
William menyampaikan, fase dua ini ditargetkan selesai pada akhir 2024. Saat ini, paket pengerjaan CV200 sudah mulai tahap pengerjaan.
"Fase dua ya sudah kita mulai CV200 yaitu pembangunan receiving substation di Monas juga mulai dibangun ya. Kemudian CV201 yaitu paket pertama kita yang dikerjai oleh JAK yaitu dari Bundaran HI menuju Harmoni yaitu dalam proses lelang. Kemudian CV202, 203 juga akan segera biding dalam waktu beberapa minggu ke depan," pukas William.
"Jadi masih kontrak kita on target ya kalau semua berjalan sesuai rencana sampai ke Kota itu akan kita selesaikan di tahun 2024," ucapnya.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Jalur Bawah Tanah
Dalam kesempatan itu, William juga menyampaikan bahwa pembangunan MRT fase dua akan 100 persen melalui jalur bawah tanah. Hal ini dikarenakan keterbatasan lahan serta kesulitan medan yang padat akan penduduk dan melalui sungai.
"Kalau yang fase dua dan Kota 100 persen bawah tanah. Jadi kenapa dia bawah tanah karena memang lahannya lebih sulit ya kemudian seperti yang anda ketahui kawasan di Harmoni itu akan ada sungai di situ ada kali jadi kita lewat bawah tanah semuanya dan ya memang lahan terbatas dan kemudian berdasarkan desein ya direncanakan bawah tanah akan lebih dalam dari fase 1 karena kita akan lewat dari bawah kali," kata William.
Fase dua ini akan terintegrasi dengan Stasiun KRL Jakarta Kota. Menghubungkan titik-titik bersejarah di sekitar Jakarta.
"Akan terintegrasi. Jadi fase di ujungnya kalau yang fase 2 A itu akan terintegrasi dengan Stasiun Kota, akan terintegrasi dengan Kota Tua. Jadi kalau yang akan kita bangun itu ada beberapa stasiun-stasiun yang sifatnya historic dan monumental, yaitu di Monas, Harmoni dan juga nantinya di Kota Tua," ucap William.
Fase dua ini dibangun dengan panjang mencapai 8,3 kilometer. Dengan jarak sepanjang itu, William memperkirakan waktu tempuh mencapai 20 menit.
"8,3 kilometer yang sekarang fase dua. (Waktu tempuh) kira-kira 20 menit akan sampai ke Kota Tua dari Bundaran HI," pungkasnya.
Advertisement