Sukses

Duka Keluarga Korban Kebakaran Pabrik Korek Api Langkat

30 orang tewas dalam kebakaran pabrik korek api di Langkat, termasuk anak dari para pegawai pabrik tak berizin tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Duka mendalam dirasakan keluarga korban kebakaran pabrik korek api atau macis di Dusun IV Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat. 30 orang tewas dalam peristiwa ini, termasuk anak dari para pegawai pabrik tak berizin tersebut.

Afriandika merupakan suami dari Rita Susanti, salah satu korban kebakaran tersebut.

Dia mengaku tak mendapat firasat apapun sebelum istrinya berpulang. "Tak ada sama sekali firasat apapun," kata Afriandika seperti dilansir Antara, Sabtu 22 Juni 2019.

Menurut dia, sudah setahun ini istrinya bekerja di pabrik korek apitersebut. Setiap bulannya, Rita Susanti menerima upah sebesar Rp 700.000 untuk membantu perekonomian keluarga.

"Kini, saya harus mengurusi dan menghidupi anak dari hasil perkawinan kami yaitu Chaisa," ujar Arfriandika.

Dia pun menuturkan awal perkenalan dengan Rita Susanti. Saat itu dia tengah merantau ke Pasaman Barat pada 2013.

"Saat merantau ke Pasaman Barat 2013, bertemu dengan Rita. Lalu kami menikah dan dikaruniai seorang anak. Tak ada tanda-tanda yang ditunjukkan kepada saya maupun kepada keluarga sebelum kepergiannya yang sangat tragis ini," tutur Afriandika sembari meratapi kepergian istrinya dalam kebakaran pabrik korek api itu.

 

2 dari 2 halaman

Kisah Suriadi dan Siti Khadijah

Sementara Suriadi, suami dari Siti Khadijah yang juga menjadi korban dalam peristiwa yang sama mengungkapkan hal yang sama yakni tidak ada tanda-tanda sebelum kematian orang terkasihnya itu.

Suriadi yang bekerja di Bireun, Aceh, mengaku dari hasil perkawinannya dengan Siti Khadijah dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Amelia Chindaya.

"Semoga kami tabah menerima musibah yang sangat berat ini, hingga sekarang ini jenazah belum berada di rumah duka," katanya.