Liputan6.com, Jakarta Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam perburuan satwa yang dilindungi. Dukungan itu ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman bersama Yayasan Selamatkan Yaki Indonesia (YSYI), lewat programm Green Gospel, di Kantor Pusat GMIM, Kota Tomohon, Kamis (13/6).
Lewat kerja sama ini nantinya YSYI dan GMIM akan terus mensosialisasikan kepada masyarakat di Sulawesi Utara untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingya menyelamatkan keanekaragaman hayati.
Â
Advertisement
Duta Yaki Indonesia Khouni Lomban Rawung mengatakan, rencana pelaksanaan kegiatan ini berawal ketika ada beberapa kegiatan sinodal GMIM dipusatkan di Kota Bitung, kesempatan itu dimanfaatkan untuk mendeklarasikan program Go Green dan Less Pastic (meminimalisir penggunaan sampah plastik) baik dari Pemerintah Kota Bitung bekerja sama dengan YSYI juga dari Sinode GMIM.
"pada kegiatan Wanita Kaum Ibu dan Anak Sekolah Minggu se-Sinode GMIM di Bitung, sudah disampaikan program ini. Kita tahu bersama banyak peserta yang datang dari luar kota Bitung dan merasa terinspirasi saat itu," kata Rawung.
Â
Menurut Rawung, 60 persen masyarakat Sulawesi Utara adalah warga GMIM, hal ini dinilai sebagai salah satu kunci penting dan sangat tepat untuk diajak bekerja sama dalam pelestarian lingkungan sebagai wujud menjaga ciptaan sesuai iman Kristen karena hubungan antara misi Injil dan Isu lingkungan tidak bisa dipisahkan.
Â
Sementara itu Ketua Sinode GMIM, Pdt. Dr. Hein Arina mengatakan, dalam bahan khotbah GMIM sudah banyak yang berbicara tentang hubungan antara Allah dan ciptaan-Nya. Namun lewat kerja sama ini, program ini akan dikembangkan secara lebih intens di seluruh wilayah GMIM termasuk dalam Ibadah BIPRA dengan mengangkat tema Lingkungan Hidup. Turut hadir Sekretaris Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Pdt. Evert A.A.Tangel, Ketua YSYI Yunita Siwi serta instansi terkait lainnya.
Â
(*)