Liputan6.com, Jakarta - Fraksi Partai Nasdem DPR meminta semua stakeholder yang terlibat dalam agenda rehabilitasi dan rekonstruksi Pascabencana di Sulteng bersinergi dan mengutamakan pemenuhan hak-hak korban terdampak yang kehilangan rumah.
"Mereka harus diprioritaskan untuk secepatnya difasilitasi hunian tetap dan agenda ekonomi untuk memulihkan mata pencaharian, sesuai dengan masterplan rencana induk yang telah ditetapkan," ujar Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR, Ahmad HM Ali, Senin (24/6/2019).
Baca Juga
Menurut Ali, pembangunan fasilitas hunian untuk korban bencana sangat penting. Sebab, bencana gempa bumi, tsunami, liquefaksi dan tanah longsor yang terjadi di lembah Palu Sulteng sudah sejak 10 bulan lalu, tepatnya 28 September 2018 lalu.
Advertisement
"Artinya masyarakat korban sudah mengungsi kurang dua bulan lagi satu tahun, harus ada kemajuan yang berarti, paling tidak pemenuhan hak-hak korban disegerakan untuk dipenuhi," kata anggota Komisi VII ini.
Lebih jauh Ali menekankan, rehabilitasi kehidupan manusia, terutama korban bencana Sulteng yang telah kehilangan tempat tinggal harus menjadi skala prioritas. Agenda rekonstruksi, kata dia, bisa mengikuti secara beriringan.
"Agenda pemulihan kehidupan sosial korban terdampak yang kehilangan hunian harus menjadi skala prioritas, infrastruktur dan rekonstruksi lainnya yang bersifat fisik nanti bisa sambil beriringan," pesannya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banyak Kehilangan Pekerjaan
Ali juga menyampaikan, saat ini terjadi disparitas (perbedaan) tingkat kehidupan yang agak ekstreme terutama wilayah perkotaan dengan desa yang menjadi zona terdampak bencana. Banyak sekali orang kehilangan mata pencaharian, sementara kehidupan sosial bergerak lebih cepat dari kemampuan adaptasi program rehab rekonstruksi untuk memenuhi fasilitas sarana kerja.
"Disparitas kehidupan agak ekstreme (tajam) karena kehidupan sosial bergerak cepat ke arah konsumsi normal di tengah produksi dan pekerjaan yang belum pulih," kata dia.
Ali mengemukakan, laporan Bank Indonesia menyebutkan, bahwa kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah sedikit memburuk paskabencana. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Tengah pada Februari 2019 mencapai 3,54% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang sebesar 3,19%.
"Salah satu penyebabnya adalah dampak bencana yang menyebabkan tenaga kerja kehilangan mata pencahariannya terutama pada sektor pertanian dan perdagangan," timpal dia.
Advertisement