Liputan6.com, Jakarta - Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, polisi masih memantau perkembangan terkait isu yang diungkap Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Dalam pernyataannya, Moeldoko menyebut bahwa 30 teroris akan datang ke Jakarta menjelang pembacaan hasil putusan sidang sengketa Pilpres 2019 di MK.
Kata Dedi, beberapa satuan di kepolisian terus melakukan pemetaan terkait kelompok tersebut. Jenderal polisi bintang satu itu memastikan dari jaringan mana 30 teroris yang dimaksud Moeldoko.
Namun ia menyampaikan bahwa pihaknya memetakan jaringan JAD yang terafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.
Advertisement
"Satgas Antiteror dan radikalisme di Polda-Polda, PMJ (Polda Metro Jaya), Jabar, Banten, Jawa serta di Lampung sudah melakukan monitoring berdasarkan mapping dari jaringan tersebut," kata Dedi di Kantor Divisi Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2019).
Menurut Dedi, apabila hasil pemetaan Densus 88 menemukan adanya hal sebagaimana yang disampaikan Moeldoko, Polri akan mengacu pada undang-undang yang berlaku.
"Iya itu sudah punya cara Densus 88, minimal ya kalau terindikasi dia membawa benda mencurigakan, maka langkah utama adalah sterilisasi dulu biar tidak jatuh korban. Baik masyarakat maupun petugas setelah itu baru dilakukan preemptive strike," tambah Dedi.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada jaringan teroris yang akan menyusup dalam aksi massa menyikapi putusan sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis, 27 Juni 2019. Moeldoko telah mengetahui dan memetakan jaringan tersebut.
"Ada dari jaringan teroris juga ikut main. Sudah saya petakan," kata Moeldoko di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
"Ada kelompok teroris yang sudah menyiapkan diri, ada kurang lebih 30 orang, sudah masuk ke jakarta. Kita sudah liat itu, sudah kenali mereka," tegasnya.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Turunkan 40 Ribu Personel
Meski mengaku sudah mengetahui informasinya, Moeldoko tidak mengungkapkan identitas jaringan teroris yang dimaksud. Mantan Panglima TNI ini hanya meminta masyarakat tak khawatir adanya aksi saat putusan MK dibacakan.
Sebab, aparat penegak hukum telah melakukan antisipasi dengan menurunkan 40.000 personel gabungan TNI-Polri.
"Keamanan nasional saya pikir masih terkendali dengan baik. Kekuatan TNI-Polri cukup besar ada 40.000. Kekuatan demo 2.500-3.000. Jadi tidak usah khawatir, kalau terjadi sesuatu tinggal diambil," ujarnya.
Sementara, massa aksi diprediksi berjumlah 2.500 hingga 3.000 orang. Moeldoko meyakini jumlah aparat keamanan yang diturunkan cukup kuat untuk mengamankan aksi besok.
"Kekuatan kita sudah antisipasi. Kekuatan sementara cukup memadai. Masyarakat enggak usah khawatir," ucapnya.
Advertisement