Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan hasil Pilpres 2019 yang diajukan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Putusan tersebut disepakati sembilan hakim konstitusi tanpa dissenting opinion atau perbedaan pendapat.
Putusan tersebut sontak menandai kemenangan capres dan cawapres Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih untuk periode 2019-2024.Â
Baca Juga
"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kembali bersama-sama membangun Indonesia, bersama-sama memajukan negara Indonesia, Tanah Air kita tercinta," kata Jokowi menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 27 November 2019 malam.Â
Advertisement
Dilansir dari Antara, Jokowi disebut sebagai satu-satunya tokoh di Indonesia yang memegang rekor pemenang pemilihan umum sebanyak lima kali, mulai dari pemilihan wali kota, gubernur hingga presiden.
Karir politiknya dimulai saat suami dari Iriana itu terpilih sebagai Wali Kota Solo periode tahun 2005-2010 berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu kemudian terpilih lagi menjadi wali kota untuk kedua kalinya untuk periode 2010-2015. Namun, Jokowi tidak melanjutkan periode kedua dan menyelesaikan jabatannya sebagai wali kota pada tahun 2012.
Jokowi yang lahir di Solo, 21 Juni 1961 itu kemudian maju pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tahun 2012.
Tidak disangka, politikus PDI Perjuangan dengan latar belakang pengusaha mebel itu kemudian kembali menang melawan calon petahana, Fauzi Bowo, yang berlangsung dalam dua putaran. Itu merupakan kemenangan ketiga Jokowi dalam kontestasi politik khususnya dalam pemilihan kepala daerah.
Blusukan atau turun langsung kepada masyarakat di pelosok merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang dilakukan Jokowi selama memimpin Solo.Â
Menurut dia, hal itu merupakan salah satu cara meraih hati masyarakat, sehingga dari awalnya pengusaha mebel biasa yang tidak dikenal, mengantarkannya menjadi pemimpin di Solo.
Ciri khas tersebut terus diterapkan di DKI Jakarta. Sosoknya yang sederhana lengkap dengan fenomena baru blusukan tersebut, membuat Jokowi sukses meraih perhatian masyarakat Ibu Kota. Tidak hanya di Jakarta, namanya kian melambung hingga meraih hati seluruh masyarakat Indonesia.Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Maju di Pilpres 2014 hingga Terpilih Kembali
Setelah dua tahun memimpin DKI Jakarta, PDIP kemudian menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu maju pada ajang kompetisi politik tertinggi yakni Pemilihan Presiden tahun 2014, berpasangan dengan politikus senior, Jusuf Kalla (JK).
Lagi-lagi, kakek dari Jan Ethes dan Sedah Mirah itu menang dan mengantarkannya menjadi RI-1.
Selama periode kepemimpinannya 2014-2019, Jokowi membangun sejumlah program di antaranya infrastruktur, pemberantasan korupsi, ekonomi, hingga sumber daya manusia melalui tema besar Nawacita yakni sembilan program prioritas.
Capaian tersebut kemudian menjadi modal bagi Jokowi untuk kembali maju pada Pilpres 2019 yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin.
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan selama 10 bulan terakhir, Jokowi dan Ma'ruf Amin dinyatakan terpilih sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2019-2024.Â
Ini merupakan kemenangan kedua Jokowi dalam Pilpres, sekaligus kemenangan kelima dalam kontestasi politik.
"Proses pemilihan presiden dan wakil presiden dan pemilihan legislatif yang kita lalui dalam 10 bulan terakhir telah menjadi pembelajaran, telah menjadi pendewasaan dalam kita berdemokrasi di negara kita," tutur Jokowi didampingi Ma’ruf Amin menanggapi putusan MK.
Advertisement
Kualitas SDM
Sebelumnya, pada masa kampanye di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu, 13 April 2019 di hadapan ribuan pendukungnya, Jokowi menegaskan selama lima tahun ke belakang salah satu fokus kerjanya adalah pembangunan infrastruktur untuk menjadi negara yang maju.
Sedangkan untuk lima tahun mendatang, Jokowi menjanjikan akan fokus pada pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk mendorong SDM yang berkualitas itu, ayah dari tiga anak itu mengharapkan rakyat Indonesia untuk selalu optimistis.
"Tidak ada satu pun negara yang maju kalau rakyatnya terpecah belah. Negara maju, rakyatnya pasti bersama-sama membangun negara. Tidak ada negara maju di mana pun yang rakyatnya pesimis. Negara yang maju di mana pun pasti rakyatnya optimistis, betul?" kata Jokowi yang disambut riuh para pendukungnya.
Dalam berbagai kesempatan termasuk melalui akun media sosial seperti Twitter, Jokowi menyebutkan perlu adanya pendidikan kejuruan dihubungkan dengan industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, siap untuk hal-hal baru.
Seperti yang diungkapkan Presiden melalui cuitannya di akun @jokowi pada Sabtu, 11 Mei 2019, bahwa fokus pada pembangunanya bertumpu kepada manusia. Di sana dia menyebut sebanyak 51 persen tenaga kerja Indonesia adalah lulusan SD.
"Ini harus kita selesaikan besar-besaran dengan pelatihan-pelatihan," ucap Jokowi.
Fokus pembangunan SDM itu akan direalisasikan segera setelah dirinya dilantik sebagai presiden yang dijadwalkan pada tanggal 20 Oktober 2019.