Sukses

Sejukkan Suasana, PKS Dorong Rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi

Mardani mengatakan, tidak perlu ada pihak yang alergi terkait seruan rekonsiliasi.

Liputan6.com, Jakarta - Seruan rekonsiliasi terus disuarakan berbagai pihak guna terciptanya suasana kondusif usai putusan Mahkamah Konstitusi. Terlebih, KPU telah resmi mengumumkan pasangan Jokowi-Maruf Amin sebagai presiden terpilih 2014-2019.

Anggota Fraksi PKS MPR RI, Mardani Ali Sera mengatakan, perlu etika dan rasionalitas dalam berpolitik. Secara pribadi, dia mengaku telah mendorong Prabowo dan Jokowi untuk bertemu dan rekonsiliasi.

"Saya pribadi berapa kali menyatakan pertemuan Prabowo dan Jokowi baik. Sampai saya diserang abis di medsos. Dalam demokrasi ada awal dan akhirnya. Saat KPU umumkan selesai, terlebih sudah di MK," kata Mardani dalam diskusi Empat Pilar MPR RI bertajuk 'Demokrasi Pancasila, Rekonsiliasi Tak Kenal Istilah Oposisi?', Senin (1/7/2019).

Dia menegaskan, tidak perlu ada pihak yang alergi terkait seruan rekonsiliasi. Menurutnya, pertemuan kedua tokoh tersebut baik untuk menjaga persatuan dan kondusifitas di arus bawah atau masyarakat.

"Jadilah elit yang rasional dan etika. Sederhana aja pertemuan jalan. Ya salah besar kalau diartikan rekonsiliasi sama artinya bergabung," imbuh wakil ketua komisi II DPR RI itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Jangan hanya di Tingkat Elite

Pakar Hukum Tata Negara, Prof Juanda mengatakan, ada baiknya Jokowi dan Prabowo segera bertemu. Setidaknya pertemuan keduanya jadi momentum menyudahi pertarungan Pilpres yang sempat membelah masyarakat.

"Sebagai anak bangsa supaya kedua tokoh ini cepat menunjukkan silaturahim sesama anak bangsa sehingga di luar sana damailah, sejuklah. Rekonsiliasi hakiki, mari tegur sapa," ujar dia.

Kemudian, dia juga mendorong agar para elit juga mengajak pendukungnya agar tidak lagi bersitegang. Sebab akan dinilai percuma jika hanya di kalangan elit saja yang berdamai.

"Rekonsiliasi jangan hanya tingkat elit saja tapi di bawah masih permusuhan. Kalau begitu saya kira ini tidak terbangun dalam demokrasi yang sehat," kata dia.Â