Sukses


Dorongan Rekonsiliasi dari Sahabat Jokowi dan Prabowo

Mardani Ali Sera mengaku secara pribadi, dia mengaku telah mendorong Prabowo dan Jokowi untuk bertemu dan rekonsiliasi.

Liputan6.com, Jakarta - Seruan rekonsiliasi Jokowi  dan Prabowo Subianto terus disuarakan berbagai pihak, guna terciptanya suasana kondusif usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2019. Terlebih, KPU telah resmi mengumumkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden terpilih periode 2019-2024.

Anggota Fraksi PKS MPR RI, Mardani Ali Sera mengatakan, perlu etika dan rasionalitas dalam berpolitik. Secara pribadi, dia mengaku telah mendorong Prabowo dan Jokowi untuk bertemu serta rekonsiliasi.

"Saya pribadi berapa kali menyatakan pertemuan Prabowo dan Jokowi baik. Sampai saya diserang abis di medsos. Dalam demokrasi ada awal dan akhirnya. Saat KPU umumkan selesai, terlebih sudah di MK," kata Mardani dalam diskusi Empat Pilar MPR RI bertajuk Demokrasi Pancasila, Rekonsiliasi Tak Kenal Istilah Oposisi? di Jakarta, Senin (1/7/2019).

Dia menegaskan, tidak perlu ada pihak yang alergi terkait seruan rekonsiliasi. Menurut dia, pertemuan kedua tokoh tersebut baik untuk menjaga persatuan dan kondusifitas di arus bawah atau masyarakat.

"Nah, jadilah elite yang rasional dan etika. Sederhana saja pertemuan jalan. Ya salah besar kalau diartikan rekonsiliasi sama artinya bergabung," imbuh Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Silaturahim Sesama Anak Bangsa

Sementara itu, pakar Hukum Tata Negara Prof Juanda mengatakan, ada baiknya Jokowi dan Prabowo segera bertemu. Setidaknya pertemuan keduanya jadi momentum menyudahi pertarungan Pilpres yang sempat membelah masyarakat.

"Sebagai anak bangsa, supaya kedua tokoh ini cepat menunjukkan silaturahim sesama anak bangsa sehingga di luar sana damailah, sejuklah. Rekonsiliasi hakiki, mari tegur sapa," ujar dia.

Dia juga mendorong agar para elite juga mengajak pendukungnya agar tidak lagi bersitegang. Sebab akan dinilai percuma jika hanya di kalangan elite  yang berdamai.

"Rekonsiliasi jangan hanya tingkat elit saja tapi di bawah masih permusuhan. Kalau begitu saya kira ini tidak terbangun dalam demokrasi yang sehat," tambah Juanda.