Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 20 paranormal sempat dilibatkan untuk mengungkap hilangnya FAN, bocah perempuan berusia 8 tahun yang menjadi korban pembunuhan di Bogor.
Pencarian anak pasangan Taufik Hidayatullah (30) dan Rahmawati (28) dilakukan sejak hilangnya FAN pada Sabtu 29 Juni sore hingga Senin 1 Juli 2019.
Baca Juga
"Keluarga memang sempat meminta bantuan sekitar 20 paranormal. Mulai dari yang terdekat sampai orang pintar dari luar daerah," ujar Agus Budiono, paman korban saat ditemui di RSUD Ciawi Bogor, Rabu (3/7/2019) dini hari.
Advertisement
Mulanya, pihak keluarga menduga korban disembunyikan mahluk halus bernama wewe gombel. Sebab, sebelum bulan Ramadan beberapa warga sempat melihat penampakan mahluk halus di depan rumah korban, yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari kediaman kakeknya bernama Didin. Kejadian itu membuat warga ketakutan.
"Awal dugaannya ke situ, tapi dari penerawangan bukan oleh mahluk halus tapi disembunyikan oleh orang," kata dia.
Berdasarkan penerawangan sejumlah paranormal, lanjut Agus, bocah yang baru duduk di bangku kelas 2 SD ini masih berada sekitar rumah korban dengan kediaman kakeknya.
"Pertama kali minta tolong ke ustad setempat. Bilangnya suruh cari sekitar rumah korban maupun kakeknya, cari yang bener. Begitu juga kata paranormal yang lain," ujar Agus.
Meskipun sebelumnya area yang dimaksud sudah pernah disisir, keluarga dan warga akhirnya kembali mencarinya mulai dari pinggiran sungai, kolam ikan, vila, dan sumur.
"Waktu itu semua ga ada yang kepikiran nyari ke kontrakan, mungkin karena letaknya masih satu atap dengan rumah kakek almarhum," ucapnya.
FAN akhirnya ditemukan keluarganya setelah tiga hari menghilang. Bocah mungil berkulit putih ini ditemukan tewas mengenaskan dalam kondisi mulai membusuk terbungkus kain dalam bak kamar mandi kontrakan milik kakeknya itu. Kontrakan yang masih satu atap dengan rumah Didin ini dihuni Yanto alias Gujil.
Terungkapnya penemuan jasad FAN berawal setelah sepupu korban mencium bau tak sedap menyerupai bau bangkai binatang di dapur rumah kakeknya pada Selasa sekitar pukul 18.30 WIB.
Mulanya, kakeknya menganggap bau itu berasal dari sisa daging ayam mentah yang lupa dibuang oleh penghuni kontrakan, yang kesehariannya berjualan bubur ayam keliling.
"Pertama yang nyium bau bangkai sepupu almarhum. Saat itu juga laporan ke kakek almarhumah. Karena ga ada rasa curiga akhirnya diabaikan,"kata Agus.
Tak lama kemudian, kakeknya mulai penasaran dan mengajak Taufik, ayah korban untuk mencari sumber bau bangkai tersebut di dalam kontrakan. Karena pintu kamar dalam keadaan terkunci, keduanya akhirnya masuk dengan cara mendobrak pintu kamar maupun WC.
Saat mendekati kamar mandi, bau bangkai semakin terasa menyengat. Begitu berada di dalam, keduanya melihat telapak kaki kanan anak kecil menyembul di dalam bak mandi yang tertutup kain dan ember.
Secara perlahan, Didin mengangkat ember dan membuka sehelai demi sehelai kain yang melilit pada tubuh korban. Setelah kain terlepas, Didin sangat terkejut bercampur syok begitu mengetahui jasad bocah yang terbungkus kain sarung itu ternyata cucunya yang sempat hilang sejak Jumat lalu.
"Semua pada menangis histeris, apalagi bapak dan ibunya almarhum sangat terpukul sekali," ujar dia.
Diduga Pembunuhan Berencana
Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena mengatakan, dari hasil penyelidikan, anak kedua dari dua bersaudara ini merupakan korban pembunuhan berencana. Dari hasil olah TKP, polisi mengamankan barang bukti sprei warna biru, centong kayu, pakaian yang dikenakan korban, dan ember warna merah muda.
Namun polisi tidak menjelaskan secara gamblang apakah ada atau tidaknya tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.
"Pelaku membunuh korban dan menyimpannya di dalam bak mandi di rumah kontrakan inisial H," ujar Ita, Rabu (3/7/2019).
Polres Bogor telah mengantongi identitas pelaku yang diduga membunuh bocah tersebut. Polisi pun telah membentuk tim untuk memburu terduga pelaku.
Sementara jasad korban masih berada di RSUD Ciawi Bogor untuk dilakukan otopsi guna penyelidikan polisi.Â
Advertisement