Sukses

4 Hal tentang Penemuan Jasad Bocah Perempuan dalam Bak Mandi

Sebelum jasadnya ditemukan, bocah perempuan berinsial FAN itu sempat menghilang sejak Sabtu, 29 Juni 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Penemuan jasad bocah perempuan berusia 8 tahun menggemparkan warga Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 2 Juli 2019.

Bocah perempuan berinisial FAN itu ditemukan keluarganya terbungkus kain sarung dalam bak mandi tertutup ember di kamar kontrakan yang dihuni tukang bubur ayam.

Namun rupanya, sebelum ditemukan jasadnya, FAN sempat menghilang sejak Sabtu, 29 Juni 2019. Warga sekitar pun langsung mencari keberadaan korban FAN mulai dari bantaran sungai, kolam ikan, kebun, vila, hingga Taman Wisata Matahari (TWM).

Aparat kepolisian bergerak cepat. Dari hasil penyelidikan, anak kedua dari dua bersaudara ini merupakan korban pembunuhan berencana.

Berikut 4 hal tentang penemuan jasad bocah perempuan di dalam bak mandi dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

1. Sempat Menghilang

Sebelum ditemukan tak bernyawa, korban FAN sempat menghilang sejak Jumat, 28 Juni 2019 siang.

Mengetahui kabar FAN menghilang, warga langsung mencari keberadaan korban, mulai dari bantaran sungai, kolam ikan, kebun, vila, hingga Taman Wisata Matahari (TWM).

"Sudah dicari kemana-mana, mulai dari yang terdekat sampai jauh tapi nggak ketemu," kata paman korban, Agus Budiono saat ditemui di RSUD Ciawi, Selasa, 2 Juli 2019 malam.

Karena penasaran, keluarga, kerabat dan tetangga FAN kembali melakukan pencarian di hari berikutnya. Lagi-lagi pencarian anak kedua dari dua bersaudara ini tak membuahkan hasil. Keluarga korban pun mulai putus asa.

"Meski kabar menghilangnya keponakan saya sampai menyebar kemana-mana tetapi masih belum juga ketemu," kata dia.

 

3 dari 5 halaman

2. Ditemukan Karena Bau Menyengat

Menurut Agus, ditemukan jasad FAN berawal bau menyengat yang tercium di belakang rumah korban pada Minggu sekitar pukul 18.30 WIB.

Mulanya, keluarga menganggap bau bangkai itu berasal dari sisa daging ayam mentah yang lupa dibuang oleh penghuni kontrakan bernama Yanto alias Gujil, pedagang bubur ayam keliling.

"Pertama yang nyium bau bangkai sepupu almarhum. Saat itu juga laporan ke kakek sama bapak si almarhum. Karena enggak ada rasa curiga akhirnya diabaikan," ujarnya.

Tak lama kemudian, kakek dan Taufik Hidayatullah (30), ayah korban pun mulai penasaran dan mencari sumber bau bangkai tersebut ke kamar Yanto yang masih satu atap dengan rumah FAN. Karena pintu kamar dalam keadaan terkunci, kakek dan ayah korban akhirnya masuk dengan cara mendobrak pintu.

"Waktu itu penghuni kontrakan pergi entah kemana sejak Jumat sore, sebelum almarhum menghilang," terang Budi.

Saat mendekati kamar mandi, bau bangkai semakin terasa menyengat. Begitu berada di dalam, keduanya melihat telapak kaki kanan anak kecil menyembul di dalam bak mandi yang tertutup kain dan ember.

Taufik perlahan mengangkat ember warna abu-abu dan membuka sehelai demi sehelai kain serta sarung yang melilit pada tubuh korban.

Setelah kain terlepas, ayahnya sangat terkejut begitu mengetahui jasad bocah yang terbungkus kain sarung itu ternyata anaknya yang hilang sejak Jumat lalu.

"Semua pada histeris, apalagi bapak dan ibunya almarhum sangat terpukul sekali," ujar dia.

 

4 dari 5 halaman

3. Korban Pembunuhan Berencana

FAN diduga dibunuh tukang bubur ayam. Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena mengatakan, dari hasil penyelidikan, anak kedua dari dua bersaudara ini merupakan korban pembunuhan berencana.

Dari hasil olah TKP, polisi mengamankan barang bukti sprei warna biru, centong kayu, pakaian yang dikenakan korban, dan ember warna merah muda.

Namun polisi tidak menjelaskan secara gamblang apakah ada atau tidaknya tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.

"Pelaku membunuh korban dan menyimpannya di dalam bak mandi di rumah kontrakan milik kakek korban," ujar Ita, Rabu, 3 Juli 2019.

Polres Bogor telah mengantongi identitas pelaku yang diduga membunuh bocah tersebut. Polisi pun telah membentuk tim untuk memburu terduga pelaku.

 

5 dari 5 halaman

4. Detik-Detik Sebelum Hilang

Keluarga korban menceritakan detik-detik sebelum FAN menghilang pada Sabtu, 29 Juni 2019 sore hingga ditemukan sudah tak bernyawa tiga hari kemudian.

Sabtu pagi, sebelum bocah perempuan itu menghilang, salah satu penghuni kontrakan sempat melihat FAN masih bermain seorang diri di halaman rumahnya.

Tak lama kemudian, datang Haryanto sambil memikul gerobak usai keliling berjualan bubur ayam. Saat itu, FAN memukul-mukul gerobak sambil berteriak meminta uang kepada Yulianto.

"Haryanto memang sering nyuruh ke warung terus ngasih uang ke korban," kata Aay, bibi korban.

Sekitar pukul 14.00 WIB, anak pasangan dari Taufik Hidayatullah (30) dan Rahmawati (28) ini terlihat sedang menggedor-gedor pintu kamar Haryanto, pria yang mengontrak di rumah kakeknya bernama Didin. Yanto sapaan akrabnya kemudian membukakan pintu kamarnya dan tak lama menyuruh korban membelikan nasi.

"Setelah nyuruh beli nasi, tidak ada yang merhatiin lagi dia kemana," ucap Aay.

Menurut Aay, detik-detik sebelum bocah perempuan itu menghilang, lingkungan perkampungannya tampak sepi. Tak seperti hari biasanya banyak anak-anak kecil bermain kesana kemari.

"Waktu itu sepi, anak-anak lebih memilih diam di rumah. Warung saya sampai sepi. Biasanya banyak yang main disini," ujar Aay.

Penghuni kontrakan lain yang akrab dengan Haryanto kembali melihat pedagang bubur ayam itu keluar dari kamar dengan tergesa-gesa sambil menggendong tas warna hitam. Raut wajah pun tampak terlihat pucat.

"Pas mau pergi sempat ditanya. Kamu mau kemana?. Lalu dijawab, mau ke Tangerang, nginep disana seminggu," ujar Agus Budiono, paman korban, meniru percakapan antara Yanto dengan salah satu penghuni kontrakan.

Menurutnya, pria yang akrab disapa Yanto juga sempat berpamitan dengan kakak iparnya yang tinggal tak jauh dari kontrakannya itu.

"Pamitan ke kakaknya itu sekitar jam 16.00 WIB. Waktu dia pergi juga banyak warga yang lihat," ucap dia.

Beberapa saat setelah Yanto pergi, kakek dan neneknya mulai sibuk mencari cucunya. FAN memang lebih sering tinggal bersama kakek neneknya. Sementara ibunya menjadi TKW di Taiwan dan ayahnya bekerja sebagai teknisi di Vila Cikopo.