Liputan6.com, Jakarta Ma’ruf Amin, wakil presiden terpilih pada Pemilu 2019, mengaku optimis kadernya di Nahdlatul Ulama (NU) bisa menjadi bagian dari kabinet pemerintahan Jokowi di periode kedua. Sebab, komposisi di dalamnya tidak hanya dari partai koalisi, namun juga kalangan profesional.
"Ya dari banyak pihak lah. Termasuk NU, semuanya mungkin. Tapi itu hak prerogatif Presiden," kata Ma'ruf usai bertemu Wapres Jusuf Kalla di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Kamis (4/7/2019).
Namun demikian, Ma’ruf Amin mengamini belum ada pembicaraan teknis yang serius seputar hal terkait. Menurutnya, hal itu baru akan dirapatkan secara komprehensif pada pertengahan bulan ini.
Advertisement
“Beliau bilang pertengan Juli baru mulai nanti ada pembicaraan-pembicaraan. yang pasti kan tentu ada dari pihak partai koalisi, dari profesional,” kata Mustasyar PBNU ini.
Saksikan Video di Bawah Ini:
Tanggapan Wapres Jusuf Kalla
Kendati demikian, terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidak ada pembicaraan terkait posisi jajaran menteri kabinet kerja saat bertemu Ma'ruf Amin. Dia mengatakan hal itu bukan dalam kapasitasnya, melainkan kuasa Presiden Joko Widodo dan wakil terpilihnya.
"Enggak ada karena itu antara Pak Jokowi dengan Beliau (Ma'ruf Amin)," kata pria yang karib disapa JK ini.
Sebelumnya, JK mengatakan susunan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin periode 2019-2024 akan diisi banyak calon menteri dari partai politik. Mengenai partai mana yang mendapat jatah menteri, dia menilai tergantung dari hasil pemilihan legislatif 2019.
"Jadi partai yang paling besar katakanlah PDIP seperti sekarang, maka menterinya paling banyak di kabinet, otomatis," kata JK di Kantornya, Jakarta Pusat, Selasa 2 Juli 2019.
Sumber: Merdeka.com
Reporter: Intan Umbari
Advertisement