Liputan6.com, Jakarta - Anggota tim sukses pemenangan Bambang Soesatyo, Yorrys Raweyai mengatakan pihaknya masih menunggu restu dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mendukung Bamsoet sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2019-2024.
"Kita tunggu primbon, kedua-duanya bagus, namun kita lihat hasil akhirnya," kata Yorrys dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (7/7/2019).
Baca Juga
Dia menilai kedekatan Bamsoet dan Jokowi tidak perlu diragukan, misalnya kinerja Bamsoet sebagai Ketua DPR RI mampu menyelaraskan dengan semua kebijakan pemerintah.
Advertisement
Menurut dia, restu Jokowi dibutuhkan dalam suksesi kepemimpinan di Golkar misalnya ketika era Aburizal Bakrie, Setya Novanto dan saat ini di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto.
"Kita bisa lihat sejak kisruh di era Aburizal lalu ke Setya Novanto, kemudian ke Airlangga, apakah itu semua tidak ada restu? Restu itu tidak bisa dipungkiri, karena kita ingin bersama-sama pemerintah," ujar Yorrys seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, serta Golkar punya komitmen ingin berkarya bersama-sama pemerintah yang sah untuk membangun dan menjaga negara.
Selain itu, menurut Yorrys, langkah Airlangga membawa para Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar bertemu Presiden Jokowi beberapa waktu lalu bukan hal yang spesial karena Presiden Jokowi ingin memberikan apresiasi atas kerja politik yang dilakukan partai pendukungnya di Pilpres 2019.
"Itu bukan hal yang spesial, kan ada PKB dan parpol lain yang bergiliran bertemu Presiden Jokowi, bukan kita yang meminta dan itu sifatnya terbuka," katanya.
Menurut dia, Presiden Jokowi hanya mengatakan semua kader terbaik Golkar dipersilahkan maju dalam kontestasi Munas 2019 asalkan jangan gaduh. Dia menilai Jokowi hanya memberikan restu kepada Airlangga untuk maju dalam Munas namun belum tentu restu itu untuk memenangkan kontestasi.
"Restu Presiden Jokowi kepada Airlangga boleh saja namun sebagai calon, namun restu untuk menang kan belum tentu," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bamsoet Siap Maju
Yorrys Raweyai juga mengatakan, kader partai tersebut terus berdatangan menemui Bamsoet untuk maju sebagai calon Ketua Umum Golkar, karena melihat kondisi internal partai yang memprihatinkan.
"Pasca-Pilpres terjadi gejolak internal, dari waktu ke waktu semua datang berbondong-bondong ke tempat Bamsoet untuk meminta menjadi ketum Golkar. Harapan mereka agar Golkar lebih maju di Pemilu 2024," kata Yorrys.
Menurut dia, atas desakan kader tersebut, maka Bamsoet telah menyatakan siap maju sebagai caketum Golkar melalui proses Musyawarah Nasional (Munas) pada 2019.
Dia mengatakan harus ada perubahan besar di Golkar khususnya dalam manajemen pengelolaan partai yang selama dua tahun kepemimpinan Airlangga Hartarto belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
"DPP Partai Golkar menargetkan meraih 110 kursi DPR RI, namun kenyataannya hanya 85 kursi, bahkan jumlah itu menurun dibandingkan capaian di 2014 yaitu 91 kursi," ujarnya.
Dia mengkritisi adanya berbagai langkah pemecatan yang dilakukan Airlangga kepada kader Golkar di daerah dan pergantian pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) dari Fraksi Partai Golkar DPR RI.
Selain itu, menurut dia, ada pernyataan yang tidak baik untuk kultur Golkar yaitu menyudutkan Bamsoet sebagai pejabat negara dengan menyinggung gelar pendidikan yang seolah-olah mengecilkan sosok Ketua DPR.
"Apalagi menyudutkan seseorang yang sedang menduduki jabatan kenegaraan tentang ijazah. Itu sudah dijawab Menristek Dikti bahwa ijazah Bamsoet sah," katanya.
Â
Advertisement