Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi sempat mengguncang wilayah Ternate, Maluku Utara pada Minggu malam, 7 Juli 2019. Lindu bermagnitudo 7,1 terjadi pada pukul 22.08 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami. Awalnya, hanya gempa saja, namun tak lama, peringatan dini tsunami dikeluarkan.
Rupanya, getaran gempa dirasakan hingga ke Gorontalo. Guncangan cukup keras yang terjadi pada pukul 23.08 WIB juga sempat membuat warga panik.
Advertisement
Meski pusat gempa berada di wilayah Maluku Utara, namun getaran cukup keras dirasakan warga Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Bone.
Berikut 5 hal yang terjadi saat gempa guncang Ternate dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Sempat Berpotensi Tsunami
Gempa bumi mengguncang Ternate, Provinsi Maluku Utara malam ini, Minggu, 7 Juli 2019. Lindu berkekuatan magnitudo 7,1 terjadi pada pukul 22.08 WIB.
Awalnya, dalam keterangan resminya, BMKG menyebut gempa tidak berpotensi tsunami. Keterangan itu lalu diupdate bahwa ada potensi tsunami. Dalam keterangan berikutnya, BMKG menginformasikan bahwa ada peringatan dini tsunami.
Ada pun lokasi gempa terletak pada 135 kilometer barat daya Ternate, Maluku Utara dengan kedalaman mencapai 10 kilometer.
Sementara koordinat titik gempa berada di 0,5 Lintang Utara dan 12,18 Bujur Timur.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada info terkait kerusakan infrastruktur yang ditimbulkan dan korban jiwa akibat terdampak gempa.
Advertisement
2. Warga Gorontalo Rasakan Getarannya
Gempa berkekuatan magnitudo 7,1 yang mengguncang wilayah Ternate, Maluku Utara, Minggu, 7 Juli 2019 sekitar pukul 23.08 wita dirasakan hingga ke Gorontalo.
Guncangan yang terasa cukup keras kembali membuat panik warga Kota Gorontalo dan sekitarnya yang kala itu tengah tidur pulas.
Seperti yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa gempa berada pada 0.50 Lintang Utara (LU) dan 126,17 Bujur Timur (BT). Tepatnya 136 kilometer Barat daya, Ternate, Maluku Utara.
Pusat gempa diperkirakan berada pada kedalaman 10 kilometer (km) di bawah laut yang diprediksi berprestasi tsunami.
Meski pusat gempa berada di wilayah Maluku Utara, namun getaran cukup keras dan dapat dirasakan warga Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Bone.
Gempa yang berdurasi kurang lebih 30 detik itu sempat mebuat kaget warga Kota Gorontalo yang kala itu tengah istirahat dan sebagian warga yang masih beraktivitas dibuat paik dengan Gempa tersebut.
"Saya kala sedang berada di tempat kerja, namun tiba-tiba suara gemuruh dari atap gedung menggetkan saya, tiba-tiba saya kaget dan panik dan langsung lari keluar gedung karena getaran terasa cukup kuat," kata Thio salah satu karyawan mini market kepada Liputan6.com.
Sedangkan menurut informasi dari BMKG daerah yang berpotensi terdampak yakni Kota bitung (Sulut) Siaga, Kota Halmahera, Ternate, Tidore, Minahasa bagian Selatan, Minahasa Utara bagian Selatan, Minahasa Selatan bagian Selatan, Bolaangmongondow Bagian Selatan harus waspada.
3. Warga Panik
Gempa berkekuatan magnitudo 7,1 yang mengguncang Ternate, Maluku Utara Pukul 22.08 waktu Ternate membuat warga Kota Bitung, Sulawesi Utara panik. Warga yang merasakan guncangan berhamburan mencari tempat mengungsi.
Seperti halnya yang oleh Risman Husain Warga Kelurahan Pateten, Kecamatan Air Tembaga, Kota Bitung menuturkan bahwa setelah ada informasi bahwa ada peringatan dini Tsunami kami langsung panik dan mengungsi.
"Saat gempa kami berhamburan keluar rumah, namun saat ada peringatan bahwa ada potensi tsunami, kami semua langsung mengungsi," kata Risman.
Dia menambahkan, bahwa ia bersama keluarganya mencari tempat yang tinggi untuk mengungsi di Gunung Agung yang berlokasi di Kecamatan Mahesa.
"Saya bersama keluarga langsung mencari tempat yang tinggi, yakni di Gunung Agung ini saya rasa mungkin tempat yang paling aman untuk saya dan keluarga karena datarannya cukup tinggi," tambahnya.
Harapan warga, semoga tidak ada gempa susulan dan apa yang diprediksi seperti tsunami itu tidak akan terjadi.
"Kami berharap tsunami tidak akan terjadi seperti yang peringati tadi setelah gempa," tandas Risman.
Tak hanya itu, puluhan pengunjung bioskop di Gorontalo berlarian keluar studio karena gempa yang terjadi di Ternate, Maluku Utara yang terasa hingga ke Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Asisten Supervisor XXI Gorontalo, Rahmat Febriansyah Putra mengatakan ia merasakan gempa saat persiapan penutupan.
"Tiba-tiba saya merasakan gempa dan bangunan bergoyang dan melihat penonton juga ikut berlarian," ujar Rahmat, seperti dilansir Antara.
Rahmat menjelaskan jika studio bioskop berada di lantai tiga, sehingga para penonton berlarian keluar untuk turun ke lantai bawah melalui tangga darurat.
"Saat ini semua penonton sudah turun, walaupun tadi sempat panik dan sementara tidak ada kerusakan akibat gempa ini," pungkasnya.
Advertisement
4. Peringatan Tsunami Dicabut Lebih dari 2 Jam
BMKG akhirnya mencabut peringatan tsunami akibat gempa Magnitudo 7,1 di Ternate, Maluku Utara.
"#Peringatan dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa mag:7.0, tanggal: 07-Jul-19 22:08:42 WIB, dinyatakan telah berakhir#BMKG," tulis akun resmi BMKG, pukul 00.13 WIB, Senin (8/7/2019) dini hari.
Warga Ternate yang sempat mengungsi pun akhirnya mulai kembali ke rumahnya masing-masing.
"Tadi malam sesaat setelah terjadi gempa yang terasa sangat kuat dan mendapat informasi bahwa berpotensi menimbulkan tsunami, saya dan seluruh anggota keluarga segera bergegas mengungsi ke daerah ketinggian di Kelurahan Tabahawa," kata salah seorang warga Ternate, Lutfi, di Ternate, Senin. Demikian dilansir dari Antara.
Lutfi yang rumahnya berada di Soa-Sio, salah satu kelurahan di Pantai Ternate bersama warga pesisir lainnya yang Senin dini hari mengungsi, sebenarnya sudah mengetahui sejam setelah gempa dan peringatan tsunami dari BMKG dicabut, akan tetapi mereka memutuskan kembali ke rumah pada Senin pagi agar tidak diliputi kekhawatiran.
Warga Ternate lainnya, Rusmin, mengaku setelah terjadinya gempa lalu ia menyuruh anggota keluarganya untuk mengungsi ke daerah ketinggian, sedangkan dia tetap bertahan di rumah untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pencurian yang biasa terjadi jika ada kepanikan masyarakat.
Warga Ternate tidak mengalami kesulitan mengungsi jika terjadi gempa dan berpotensi tsunami, seperti Senin dini hari, karena daerah ketinggian di Ternate relatif dekat dari pesisir.
Selain itu, mereka sudah mendapat sosialisasi dari berbagai pihak mengenai langkah yang harus dilakukan jika terjadi gempa dan berpotensi tsunami.
5. Gempa Susulan Terjadi
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H Mengko mengatakan, terjadi 16 gempa susulan pascagempa dengan magnitudo 7 pada Minggu 7 Juli 2019 pukul 22.08 WIB di wilayah perairan antara Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
"Lokasi gempa susulan terjadi di seputar lokasi gempa utama yaitu sekitar Barat Daya Ternate, Provinsi Maluku Utara," sebut Edward di Manado, Senin (8/7/2019), seperti dilansir dari Antara.
Dia mengatakan, rentang kekuatan gempa susulan yang terekam berkisar antara magnitudo 3,8 hingga 4,9.
"Hingga kini belum ada informasi terjadinya kerusakan bangunan dan infrastruktur termasuk kerusakan yang paling parah," sebut Edward.
Dia mengatakan, pascagempa magnitudo 7 dari hasil observasi alat pengukur pasang surut air laut badan informasi geospasial tidak ditemukan adanya anomali kenaikan atau turunnya permukaan air laut yang mengindikasikan tsunami.
Akan tetapi, terjadinya kenaikan dan penurunan permukaan air laut adalah normal akibat pasang surut.
"Kami tetap berharap warga waspada, jangan panik dan tetap merujuk pada informasi resmi yang dikeluarkan BMKG, jangan mudah percaya informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," ajak Edward.
Advertisement