Liputan6.com, Jakarta Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengajak para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) seluruh Banyuwangi untuk terus berinovasi dalam memberikan nilai lebih dari sektor pertanian.
Baca Juga
Buntuti Truk Pengangkut, Pecinta Satwa Temukan Gudang Penampungan Anjing yang akan Dikirim ke Solo di Banyuwangi
Hebat, Pelajar Banyuwangi Sukses Raih Medali Emas di Olimpiade Matematika dan Sains Tingkat Asia
Nenek Bocah SD yang Diperkosa dan Dibunuh di Banyuwangi Minta Pelaku Ditangkap dan Dihukum Mati
"Lahan pertanian kita terus menyempit, jika tak disertai dengan inovasi, maka penghasilannya akan terus menyusut. Ini akan mengancam kelangsungan hidup petani," ujar Anas ketika bertemu ratusan petani di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Senin (8/7).
Advertisement
Inovasi tersebut, lanjut Anas, bisa dalam berbagai bentuk. Mulai dari penerapan teknologi tepat guna, pengelolaan hasil panen, hingga kolaborasi dengan konsep pariwisata.
"Harapannya, bisa memberikan nilai lebih dari hasil pertanian konvensional yang selama ini ada. Secara otomatis pun, kesejahteraan petani akan meningkat," terang Anas.
Anas mencontohkan kelompok tani Sirtanio dari Kecamatan Singojuruh yang telah sukses mengembangkan produk pertanian organik. Hal tersebut mampu menjadikan Sirtanio sebagai kelompok tani yang berhasil mengekspor beras produknya ke luar negeri.
"Bahkan sekarang Sirtanio juga mengembangkan produk pertanian organik lainnya. Tak hanya beras, tapi juga ubi dan sejumlah tanaman lain yang mulai langka," papar Anas.
"Saya juga meminta untuk terus menjaga keberlangsungan pangan lokal. Karena, saat ini pangan lokal memiliki pasar tersendiri, bahkan trendnya makin diminati. Sambal, buah lokal, bahkan kripik singkong buatan Indonesia terus diminati pasar Eropa," imbuh Anas.
Anas juga menyampaikan, Pemda Banyuwangi sedang mendorong generasi milenial untuk berkecimpung dalam dunia pertanian. Salah satu caranya dengan mengembang startup dan inovasi pertanian dalam ajang Agrobisnis Startup Competition.
"Inovasi yang dikembangkan anak-anak muda tersebut keren. Saya kira tinggal Gapoktan memanfaatkan hasil riset para peserta untuk diaplikasikan dan dikembangkan lebih lanjut," saran Anas.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Arief Setiawan, ada banyak inovasi yang dikembangkan oleh sejumlah anak muda dalam kompetisi tersebut yang bisa diaplikasikan oleh Gapoktan di Banyuwangi.
"Tak kurang dari 267 inovasi pertanian yang mereka temukan," tegas Arief.
(*)