Sukses

Wisata Tanah Retak di Kawasan Pantai Anom

Sebuah fenomena alam tanah retak terjadi di kawasan Pantai Anom, Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Kondisi itu pun viral di media sosial.

Liputan6.com, Tangerang - Sebuah fenomena alam tanah retak terjadi di kawasan Pantai Anom, Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Kondisi itupun viral di media sosial, bahkan menjadi wisata baru yang mampu menarik pelancong dari luar daerah.

Bagi ingin menikmati pemandangan di lokasi itu, bisa masuk dari gang kantor Kelurahan Kramat. Kira-kira 500 meter akan terlihat hamparan tambak lobster dan ikan bandeng. Sampai sana, Anda harus memakirkan kendaraan.

Sebab, untuk ke lokasi, hanya menyisakan jalan setapak yang diapit oleh tambak. "Ke dalamnya masih lumayan jauh, 1 sampai 2 kilo (meter) lah, kalau mau ada ojek," tutur Yuni, salah seorang warga setempat, Selasa (9/7/2019).

Dengan ramahnya, Yuni bersedia memanggil warga yang memiliki motor untuk ditumpangi sebagai jasa ojek. Cukup Rp 10 ribu sekali jalan, pengunjung akan sampai di tanah retak Pantai Anom, kawasan yang tidak begitu luas namun tampak dari kejauhan keramaiannya.

"Dulu enggak seramai sekarang, gara-gara banyak yang posting di Facebook, Instagram, tanah yang retak itu, jadi ramai kaya sekarang. Saya juga enggak nyangka, di luar logika," tutur Agus.

Sayangnya, wista ini masih minim fasilitas. Hanya ada parkir motor yang dijejer rapih saat pengunjung membayar Rp 5 ribu per motor, lalu pengunjung berjalan kaki melintasi tambak yang sudah tidak terpakai.

Tanah retak terlihat jelas dari arah sini, kira-kira luasnya hanya satu hektar. Di atasnya menjulang mangroove yang sudah kering, efek dari tanah yang di bawahnya kering, retak dan tandus karena kemarau.

Di area inilah muda-mudi berekspresi dengan kamera smartphone-nya. Ambil gaya dari berbagai angle, demi konten media sosialnya.

"Tahu ini dari instagram teman, terus sudah banyak juga yang foto-foto di sini. Jadi penasaran pengen lihat dan poto langsung," tutur Ayu Putri, salah seorang pengunjung tanah retak Pantai Anom asal Jakarta.

 

2 dari 2 halaman

Mirip di Luar Negeri

Menurut dia, fenomena tanah retak lengkap dengan pohon kering di atasnya, seperti di luar negeri." Gersang kaya di Afrika, tapi bagus buat selfie, "ujarnya.

Menanggapi Fenomena ini, Kepala Desa Kramat, Nur Alam menerangkan, berawal dari meluapnya Sungai Cisadane, hingga menjebol bendungan yang tak jauh dari kawasan Pantai Anom. Lalu, aliran luapan sungai membawa lumpur dan naik ke pantai tersebut. Kejadiannya enam bulan lalu.

"Kawasan tersebut tadinya hanya pasir pantai biasa, lalu lumpur terbawa bercampur dengan pasir," tutur Nur Alam.

Sejak saat itu, kemarau datang. Hujan berhenti sejenak mengguyur kawasan tersebut, hingga membuat pasir pantai bercampur lumpur itu mengeras. Lama kelamaan retak dan gersang.

"Jadilah seperti sekarang, pohon yang tumbuh di atasnya juga ikut kering," kata Nuralam.

Lantaran dibanjiri pengunjung, Nuralam berencana pemerintah setempat akan mengelolanya. Dia pun sudah berkordinasi dengan Perhutani, pemilik lahan yang digarap tambak oleh warga, agar bisa dibenahi untuk akses masuk utama.

"Insyaallah dalam waktu dengan akan diperbaiki akses jalannya," ujarnya.