Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumpulkan dewan pengurus daerah (DPD) partainya, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, hari ini, Kamis (11/7/2019).
Salah satu yang hadir Ketua DPD Demokrat Jakarta, Santoso. Dia mengungkapkan ada 2 pesan utama yang disampaikan oleh SBY untuk seluruh pengurus daerah.
Baca Juga
"Pesan SBY ada dua," kata Santoso kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Advertisement
Dia menepis pertemuan itu untuk membahas arah koalisi Demokrat ke depan. Sebelumnya, partai berlambang bintang mercy ini, acap kali disebut akan pindah haluan ke kubu Jokowi-Ma'ruf.
"Tidak ada bahasan itu," ungkap Santoso.
Dia mengungkapkan, dua pesan SBY tersebut hanya menyangkut urusan internal.
"Pertama, jaga soliditas pengurus sampai dengan tingkat bawah. Kedua, Kongres Partai Demokrat sesuai jadwal pada tahun 2020," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Konflik Internal
Gejolak internal Partai Demokrat mencuat setelah Hengky Luntungan mendesak agar kongres besar untuk menentukan ketua umum baru digelar. Hengky yang menyatakan diri sebagai pendiri Demokrat mengatakan, desakan itu disuarakan setelah melihat hasil kepimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum.
"DPP harus segera melaksanakan kongres dipercepat selambat-lambatnya bulan September 2019 agar Partai Demokrat dapat diselamatkan untuk bisa besar kembali," ujar Hengky, saat menggelar konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa 2Â Juli 2019.
Hengky bersama beberapa pendiri partai berlambang Mercy biru itu mengaku kecewa atas kepemimpinan SBY selama menjabat sebagai ketua umum. Menurut dia, banyak pelanggaran Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) Partai Demokrat yang dilakukan SBY.
Pelanggaran yang dimaksud adalah membuat jabatan-jabatan struktur yang bukan hasil kongres dan membuat organisasi Kogasma sebagai alat pemenangan Pilpres dan Pileg.
Hengky juga menyebut, SBY melupakan jasa pendiri Partai Demokrat yang ditandai adanya konflik kepentingan agar Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY), anak sulung SBY, meneruskan tahta pucuk tertinggi partai secara aklamasi.
"Tidak berhasil mencalonkan AHY dalam Pilpres malah menimbulkan masalah hiruk pikuk dukungan liar karena tetap hanya berfikir kepentingan keluarga, agar AHY bisa jadi ketua umum secara aklamasi atau bisa jadi menteri Jokowi. Artinya masa bodoh dengan kehancuran partai," ungkapnya.
Dia memastikan, pada kongres Demokrat nanti, siapapun bisa mencalonkan diri sebagai ketua umum, termasuk AHY.
"Mempersilakan AHY maju sebagai calon Ketua Umum Partai Demorkat dan terbuka untuk para calon Ketua Umum yang lain dari internal atau eksternal," kata Hengky.
Â
Advertisement