Sukses

Satu Lagi Saksi Mengaku Lihat Sosok Penembak Harun di Kerusuhan 22 Mei

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, total ada tiga saksi yang melihat sosok pelaku penembakan.

Liputan6.com, Jakarta - Penyidikan kasus tewasnya sembilan orang di kerusuhan 22 Mei 2019 terus berlanjut. Polri mendapatkan satu lagi saksi yang mengaku melihat pelaku penembakan korban meninggal Harun Rasyid.

Kepala Biro Penerangan Masyaraka (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, total ada tiga saksi atas sosok pelaku penembakan.

"Kan kemarin saksinya dua. Nambah satu lagi, jadi tiga," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).

Polisi menduga, pelaku memiliki postur tubuh dengan tinggi sekitar 170 sentimeter lebih. Selain itu, dari ciri-ciri yang di dapat, pengguna senjata api jenis Glock 42 itu berbadan kurus, berambut lurus agak panjang, dan memiliki warna kulit wajah agak hitam.

"Dia (saksi) melihat sama ciri-cirinya begitu," jelas dia.

Dedi tidak merinci sosok saksi tersebut apakah bagian dari ratusan tersangka kerusuhan yang diamakan atau warga. Menurut Dedi, dia berasal dari masyarakat yang saat itu berada dalam lokasi kejadian.

Adapun hasil dari rekaman CCTV, hanya tampak tubuh Harun Rasyid yang ambruk setelah ditembus timah panas. Pelaku sulit dikenali lantaran keramaian yang cukup mengganggu hasil rekaman.

"Cuma terlihat jatuhnya korban. Saat di slow motion agak sulit lihat," Dedi menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kendala Tuntaskan Kasus Kerusuhan 22 Mei

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengaku telah bertemu dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono serta membahas kerusuhan 21-22 Mei lalu. Dalam pertemuan itu, Gatot mengaku ada kendala untuk menuntaskan kasus ini.

"Secara umum kepolisian menjelaskan bahwa (kendala ialah) saksi, baik yang melihat, mendengar atau yang tidak berada di lokasi," kata Hamid di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/7/2019).

Hamid mengungkapkan, kendala yang dimaksud adalah belum ditemukannya senjata api yang digunakan oknum anggota Polri ketika kerusuhan itu terjadi. Sebab, ada dua korban yang diduga meninggal karena ditembus peluru tajam, mereka adalah Harun Al Rasyid dan Abdul Aziz yang merupakan korban tewas kerusuhan.