Sukses

Gerindra: Pertemuan Jokowi-Prabowo Demi Bangsa, Bukan untuk Deal-Deal

Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan pertemuan Prabowo Subianto dengan Jokowi merupakan pertemuan kebangsaan dua negarawan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan pertemuan Prabowo Subianto dengan Jokowi merupakan pertemuan kebangsaan dua negarawan. Ini dilakukan agar Indonesia kembali guyub dan tensi antarpendukung dapat turun.

Dia menjelaskan, saat ini banyak persoalan bangsa yang harus diselesaikan. Terutama terkait dengan ekonomi yang dinilainya tengah merosot.

"Menatap menyelesaikan PR bangsa yang begitu besar, kemerosotan ekonomi global, listrik yang mahal dan lainnya. Banyak PR saat ini. Untuk itu, saatnya kita kembali bersama-sama unutuk guyub kembali, membangun bangsa kembali setelah kompetisi selesai," ujar Andre saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (13/7/2019).

Dia tidak dapat memastikan apakah Gerindra akan masuk dalam kabinet Jokowi jilid dua dalam membangun Indonesia secara bersama-sama. Menurutnya, hal itu belum diputuskan oleh Prabowo Subianto.

"Belum ada keputusan resmi dari Pak Prabowo dan partai. Yang jelas Pak Prabowo menunjukkan pertemuan kebangsaan itu tidak mengurangi idealisme beliau," ujar dia.

Dalam pernyataan Prabowo, lanjut Andre, disebutkan bahwa pihaknya siap membantu pemerintah demi rakyat Indonesia. Namun juga akan melakukan chek and balance terhadap keputusan yang tidak prorakyat.

"Intinya pertemuan antara negarawan untuk kebangsaan. Bukan untuk deal-deal sama sekali," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pro dan Kontra

Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo diakui Andre akan menimbulkan pro dan kontra dari pendukung. Partai Gerindra akan terus melakukan komunikasi kepada mereka.

"Kita maklumi ada yang kecewa. Karena ada luka yang menganga. Tapi tentu pertemuan itu, kita dalam rangka bagaimana ulama kita, pendukung kita yang masih ditahan, tentu kita juga diberikan solusi dari ekses ekses yang muncul," ujar dia.

"Intinya ini pertemuan kebangsaan dari dua negarawan, bukan politik daging sapi," tegas Andre lagi.