Liputan6.com, Jakarta - Wakorbid Penggalangan Khusus Partai Golkar Rizal Mallarangeng menegaskan, pemilihan calon ketua umum Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) akan tetap berjalan demokratis. Meski metode pemilihan ketua tersebut aklamasi.
"Kalau temen-temen bisa memilih Pak Airlangga secara aklamasi dengan metode yang demokratis, Partai Golkar jauh lebih siap lagi untuk mulai membantu Pak Jokowi bekerja dengan sungguh-sungguh karena Golkar ini kan suka enggak suka adalah aset Indonesia," kata Rizal di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019).
Rizal menjelaskan, walaupun nanti aklamasi pemilihan Ketua Umum Golkar juga bersifat persuasif dan suka rela. Serta tidak ada paksaan sedikit pun dari kader berlambang pohon beringin itu.
Advertisement
"Metodenya terbuka, metodenya suka rela, metodenya dengan persuasi. Kalau memang kami, saya, sangat senang dan saya sebagai pendukug Pak Airlangga berusaha agar temen-temen dari Sabang sampai Marauke temen-temen Golkar melihat bahwa Pak Airlangga adalah pemimpinan yang tepat bagi kapal besar Partai Golkar," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mencium ada upaya merancang aklamasi dalam proses pemilihan calon Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional mendatang. Padahal, kata dia, tidak boleh ada aklamasi dalam pencalonan ketua umum di partai berlambang pohon beringin tersebut.
Panas Tapi Bersatu Kembali
"Ya kita melihat ada indikasi ke arah sana (aklamasi), menurut saya seperti praktik yang terjadi sebelumnya. Ini enggak boleh di Golkar tidak terbiasa itu ketua umum lahir dari rapat pleno atau aklamasi, tetapi lahir dari Munas Golkar biasanya panas tapi kemudian bersatu kembali," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan,Jakarta, Senin (8/7).
Bamsoet menuturkan, ada beberapa indikasi aklamasi. Salah satunya adalah membawa pendukung sebanyak-banyaknya ke rapat pleno partai.
Advertisement