Liputan6.com, Jakarta - Mengenakan kemeja putih, Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan rivalnya di Pilpres, Prabowo Subianto, Sabtu (13/7/2019). Perjumpaan dua tokoh ini berlangsung di Stasiun MRT Lebak Bulus, pukul 10.07 WIB.
Prabowo yang biasanya mengenakan safari berwarna cokelat kini berbeda. Ia lebih memilih putih, sepadan dengan warna baju yang dikenakan Jokowi.
Saat bertemu, keduanya berjabat tangan dan saling menempelkan pipi. Mereka juga sempat bercanda dan tertawa bersama.
Advertisement
Masyarakat yang telah menantikan pertemuan itu pun terharu. Mereka menyambutnya dengan sangat antusias.
"I Love you Pak Jokowi-Prabowo," teriak salah satu warga.
Setelah itu, keduanya langsung menuju pintu masuk dan menuju armada MRT. Mereka menikmati perjalanan menuju Stasiun MRT FX Sudirman.
Pantauan Liputan6.com, Jokowi dan Prabowo tampak serius menobrol di dalam gerbong MRT. Sementara rombongan lainnya berada agak jauh dari keduanya.
Sejumlah tokoh yang hadir dalam acara ini adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir, hingga Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Sesampainya di Stasiun FX Sudirman, Jokowi dan Prabowo menggelar jumpa pers bersama. Mereka meminta masyarakat untuk kembali bersatu usai pilpres selesai digelar.
"Saya berharap, para pendukung melakukan hal sama. Tidak ada lagi 01 tidak ada lagi 02, tidak ada lagi yang namanya cebong, tidak ada lagi namanya kampret, yang ada Garuda Pancasila," kata Jokowi di Stasiun MRT FX Sudirman, Sabtu (13/7/2019).
Menurut Jokowi, persatuan dan kesatuan bangsa sangat diperlukan dalam kondisi saat ini. Karena kompetisi antarnegara makin ketat saat ini.
"Sehingga diperlukan persatuan dan pembangunan," Jokowi menambahkan.
Senada dengan Jokowi, Prabowo menegaskan, tidak ada lagi rivalitas antarpendukung usai pertemuan keduanya. "Sudahlah, enggak ada cebong-cebong, enggak ada kampret kampret, semuanya merah putih," tegas Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengungkapkan alasannya belum mengucapkan selamat kepada Jokowi. Dia beranggapan kurang afdhol ucapan itu disampaikan tanpa bertatap muka.
"Ucapkan selamat maunya langsung, tatap muka. Jadi saya ucapkan selamat, Pak. Saya ucapkan selamat bekerja" kata Prabowo sambil menjabat tangan Jokowi, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
Terkait langkahnya bertemu Jokowi, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku telah meminta izin kepada relawan. Lewat akun instagram Indonesia Adil Makmur, Prabowo telah minta restu tersebut semalam di kediamannya di Kertanegara Jakarta.
"Percaya sama saya, jadi kalau saya ketemu Pak Jokowi itu saya tetap berjuang untuk rakyat jadi saya minta bahwa kita berupaya selalu untuk kebaikan dengan damai," kata Prabowo seperti dilihat Liputan6.com di akun instagram @Indonesiaadilmakmur, Sabtu (13/7/2019).
Prabowo mengatakan, pertemuannya bertujuan untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Pensiunan jenderal TNI bintang tiga ini menegaskan tidak ingin ada perpecahan dan mengikuti semua hasil hukum yang telah diupayakan.
"Jangan kita ada perpecahan dan ada permusuhan jadi kalau saya ketemu nanti. Karena kita hidup dalam negara hukum dan bila hukum sudah kita upayakan kita harus ikut sistem hukum itu," jelas Prabowo disambut seru kecewa oleh para pendukungnya.
Kendati demikian, Prabowo menegaskan bahwa semua dilakukan demi rakyat dan pendukungnya. Dia berjanji untuk terus berjuang demi Indonesia yang lebih baik.
"Tetapi percayalah, saya tidak pernah berhenti berjuang untuk kepentingan rakyat," Prabowo menandasi.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Bukan Politik Dagang Sapi
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut pertemuan antara Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus tidak akan menjadi yang terakhir. Dia memastikan kedua tokoh politik itu akan kembali bertemu.
"Ya ada, ada (pertemuan lanjutan). Pasti. Nanti nanti," kata Pramono di FX Sudirman Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
Kendati begitu, dia enggan menjelaskan di mana dan kapan Jokowi akan bertemu kembali. Yang pasti, kata Pramono, baik Jokowi dan Prabowo telah berkomitmen untuk saling mengunjungi.
"Tetapi yang jelas berdua berkomitmen akan saling mengunjungi," ucap dia.
Sementara itu, PDIP menilai dengan adanya pertemuan ini, akan semakin optimistis terhadap arah masa depan Indonesia. Sebab, nilai persatuan dan gotong-royong menjadi semakin kuat dengan telah bertemunya Jokowi dengan Prabowo.
"Dalam suasana penuh kegembiraan disertai pemberian ucapan selamat secara langsung dari Pak Prabowo ke Pak Jokowi, maka sesuai kultur politik di Indonesia, hal tersebut akan membawa suasana positif di tingkat grass roots (akar rumput)," ujar Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Sabtu (13/7/2019).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengaku senang melihat pertemuan antara dua peserta Pilpres 2019 yang sangat ditunggu masyarakat tersebut.
"Pertemuan Kangmas Joko Widodo sama Mas Bowo itu silaturahmi dua tokoh yang sangat diinginginkan masyarakat Indonesia," kata Arief kepada wartawan, Sabtu (13/7/2019).
Menurutnya, itu adalah silaturahmi dua orang sahabat yang baru saja bertanding. Dia berharap dampak pertemuan Jokowi-Prabowo dicontoh masyarakat yang beda pandangan.
"Silahturahmi ini sebagai simbol agar para pendukung mengikuti saling bersilaturahmi juga," ujar Arief.
Hal senada disampaikan Wasekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade. Dia menilai pertemuan kebangsaan dua negarawan ini ditujukan agar Indonesia kembali guyub.
"Saatnya kita kembali bersama-sama unutuk guyub kembali, membangun bangsa kembali setelah kompetisi selesai," ujar Andre saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (13/7/2019).
Dalam pernyataan Prabowo, lanjut Andre, disebutkan bahwa pihaknya siap membantu pemerintah demi rakyat Indonesia. Namun juga akan melakukan chek and balance terhadap keputusan yang tidak prorakyat.
"Intinya pertemuan antara negarawan untuk kebangsaan. Bukan untuk deal-deal sama sekali," ujar dia.
Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo diakui Andre akan menimbulkan pro dan kontra dari pendukung. Partai Gerindra akan terus melakukan komunikasi kepada mereka.
"Kita maklumi ada yang kecewa. Karena ada luka yang menganga. Tapi tentu pertemuan itu, kita dalam rangka bagaimana ulama kita, pendukung kita yang masih ditahan, tentu kita juga diberikan solusi dari ekses ekses yang muncul," ujar dia.
"Intinya ini pertemuan kebangsaan dari dua negarawan, bukan politik daging sapi," tegas Andre lagi.
Advertisement
Lika Liku Pertemuan
Stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta Selatan menjadi saksi bertemunya dua tokoh politik, Presiden terpilih Jokowi dan Prabowo Subianto, Sabtu (13/7/2019). Stasiun MRT dipilih menjadi tempat rekonsiliasi atas kesepakatan keduanya.
Proses panjang mengiringi pertemuan keduanya. Mulanya, Jokowi mengutus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk membuka komunikasi dengan Prabowo, usai pencoblosan Pilpres 2019.
Maklum saja, Luhut dan Prabowo sama-sama meniti karier TNI di Korps Baret Merah alias Kopassus sebagai Komandan Peleton Para Komando. Luhut yang lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1970 masuk ke Kopassus sejak 1971. Sementara, Prabowo yang lulusan Akabari 1974 baru masuk Kopassus pada 1976.
Saat Kopassus masih bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), keduanya juga sama-sama pernah dikirim bertugas ke Timor-Timur.
Hari berganti hari, Prabowo awalnya setuju untuk bertemu dengan Luhut. Keduanya bahkan telah janjian untuk bertemu di salah satu restotan Jepang, kala itu. Namun, pertemuan itu batal lantaran Prabowo mengaku sakit.
"Kita janjian mau ketemu, ya hari Minggu kemarin (seharusnya), tapi kemudian ada masalah teknis, beliau agak sakit flu. Kita reschedule (jadwalkan ulang)," ucap Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 22 April 2019.
Sementara adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo menyebut bahwa sang kakak belum berniat untuk bertemu Luhut Binsar Pandjaitan dalam waktu dekat. Hashim menyebut pertemuan menunggu Prabowo kembali ke kondisi sehat.
Tekanan agar keduanya segera melakukan rekonsiliasi terjadi saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi Pilpres 2019. Dimana, saat pasangan Jokowi-Ma'ruf dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2019, terjadi kerusuhan 21-22 Mei di Jakarta.
Sejumlah pihak meminta Jokowi dan Prabowo segera bertemu agar dapat meredam suasana usai demo. Dorongan itu tak hanya berasal dari elite politik saja, para masyarakat juga berharap agar kedua tokoh itu segera bertemu.
Usai kerusuhan, Wapres Jusuf Kalla pun sempat bertemu dengan Prabowo di rumah dinasnya. Pertemuan tersebut diakui Jokowi atas inisiasinya dengan Jusuf Kalla.
"Ya kemarin sudah ketemu (JK dengan Prabowo). Kemarin Pak Wapres Pak JK sudah ketemu (Pak Prabowo)," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun pernah memberikan sinyal bahwa keduanya akan bertemu usai Hari Raya Idul Fitri 1440 H. Momen Lebaran dinilai paling tepat untuk keduanya bertemu sekaligus bersilaturahmi usai Pilpres.
"Ya, mudah-mudahan setelah Lebaran, melihat waktunya seperti ini. Saya rasa setelah Lebaran," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 31 Mei 2019.
Namun, hingga di penghujung Juni 2019, belum ada tanda-tanda Prabowo akan bertemu Jokowi. Moeldoko mengaku, pihaknya terus membangun komunikasi dengan pihak Prabowo. Sehingga pertemuan Jokowi dan Prabowo bisa segera terlaksana.
"Pak Jokowi sudah semaksimal mungkin untuk membangun sebuah komunikasi dan saya yakin Pak Prabowo sudah membuka, nanti tinggal momentumnya kita ingin bisa secepatnya," ucap Moeldoko.
Titik terang pertemuan Jokowi-Prabowo yaitu, diungkap oleh Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade. Dia mengatakan, Prabowo Subianto akan segera bertemu Jokowi pada Juli ini.
"Pak Prabowo akan bertemu dengan Pak Jokowi Insyaallah Juli ini," kata Andre di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2019).
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani membenarkan pemulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab merupakan syarat yang diajukan Prabowo Subianto untuk rekonsiliasi dengan Jokowi. Selain itu, Prabowo ingin para tokoh yang ditahan polisi segera dibebaskan.
"Ya keseluruhan bukan hanya itu (pemulangan Rizieq Shihab). Tapi keseluruhan bukan hanya itu tapi keseluruhan. kemaren-kemaren kan banyak ditahan-tahain ratusan orang," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Meski hal tersebut sempat menjadi polemik, Jokowi dan Prabowo akhirnya bertemu, Sabtu (13/7/2019) di Stasiun MRT Lebak Bulus. Pertemuan itu sekaligus menegaskan, tidak ada lagi sebutan kecebong dan kampret.