Liputan6.com, Jakarta - Para pencari suaka belakangan mencuri perhatian banyak pihak, khususnya pemerintah. Saat ini, mereka menempati gedung bekas Kodim di Kalideres, Jakarta Barat.
Sebelum dipindah pada Kamis, 11 Juli 2019, para pencari suaka hanya tinggal di pinggir-pinggir jalan trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Pemerintah pun memberikan perhatian kepada mereka. Pejabat Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) bahkan mengapresiasi sikap pemerintah RI yang terus menaruh perhatian besar pada persoalan pengungsi dan pencari suaka internasional di Indonesia.
Advertisement
Semula, para pencari suaka akan dipindah ke Jakarta Islamic Center (JIC). Namun hal itu batal lantaran jumlah mereka yang kian banyak.
Meski begitu, pemerintah tetap memberikan perhatian. Pelaksana Harian Gubernur DKI Jakarta, Saefullah mengatakan, penanganan para pencari suaka yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI telah melalui koordinasi dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Para pencari suaka akan diberikan makanan secara rutin. Setidaknya mereka diberikan makan dua kali sehari, yaitu siang dan malam.
Berikut fasilitas atau bantuan yang didapat pencari suaka dari Pemprov DKI Jakarta dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Dipindah ke Kalideres
Pemprov DKI Jakarta menyediakan tempat penampungan sementara bagi imigran pencari suaka di bekas gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat.
Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Irmansyah mengatakan, pencari suaka yang tinggal di bekas gedung Kodim angkanya fluktuatif.
"Jumlah pencari suaka yang ada di sana turun-naik," kata Irmansyah saat dihubungi Liputan6.com, Minggu, 14 Juli 2019.
Dia mengatakan, menurut data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), pada Jumat malam pencari suaka yang datang ke bekas gedung Kodim berjumlah 998 orang. Kemudian bertambah pada Sabtu pagi menjadi 1.155 orang. Sementara, Sabtu malam kembali menurun menjadi 1.000 orang.
Dia mengatakan, jumlah yang berubah tersebut karena sebagian dari pencari suaka ada yang berpindah dari bekas gedung Kodim. Mungkin juga, sebelumnya sudah ada tempat tinggal, atau hendak mengontrak di tempat lain.
"Jadi yang tahu UNHCR. Dari data mereka disampaikan kepada saya. Sekarang pastinya berapa. Nanti saya cek lagi," ucap dia.
Hingga kini, rata-rata pencari suaka berasal dari Afghanistan, Pakistan, Somalia, Sudan, Iraq, Iran. Rencananya ada penambahan 50 orang pencari suaka asal Yaman.
Irmansyah mengatakan, pendataan pencari suaka penting untuk mengetahui logistik yang harus disiapkan.
"Bagaimanapun kebutuhan mereka tidak boleh kurang. Tapi jangan sampai juga kita masak untuk 1.200 porsi tapi ternyata mereka cuma di bawah 1.000 porsi," ujar dia.
Menurut Irmansyah, tempat penampungan sementara berbeda dengan Rumah Detensi Dini. Sehingga, ia tak dapat memastikan kapasitas bekas gedung Kodim.
Tapi, kata dia, melihat dari kondisi kemarin, 1.155 orang pencari suaka bisa terakomodasi di tempat tersebut. "Nanti minta UNHCR yang menempatkan mereka," ucap dia.
Â
Advertisement
2. Diberikan Makanan
Wakil Walikota Jakarta Barat, Muhammad Zen meninjau tempat relokasi sementara para pencari suaka yang sebelumnya berada di sepanjang trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Dalam pantauannya, Zen mengatakan pihaknya siap menyediakan kebutuhan makanan kepada para pengungsi. Untuk saat ini, pihaknya menyediakan jatah makan selama dua kali sehari, yaitu siang dan malam.
"Prinsip kita siap dari dinas sosial, sudin sosial Jakarta Barat siap untuk membantu makan konsumsi dua kali sehari siang dan malam," tegas dia.
Pemberian makanan, kata Zen, diutamakan bagi para anak-anak, terutama para Balita. Bukan hanya itu, kata Zen, pihaknya juga telah menempatkan tim medis di sana.
"Dari relawan-relawan juga sudah ada, maupun makanan khusus bayi agar segera diberikan dan disesuaikan pemberian makanan tambahan. Kesehatan juga kita siapkan tim medis. Dan juga air bersih kita siapkan, MCK juga," papar Zen.
Zen sendiri tidak bisa memastikan sampai kapan para pencari suaka itu direlokasikam di bekas kantor Kodim Jakarta Barat.
"Nanti terkait masalah sampai kapannya kita menunggu instruksi dan pembicaraan dari pimpinan," kata dia.
Â
3. Buka Posko Bantuan
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah mengizinkan masyarakat memberi bantuan kepada para pencari suaka berupa makanan dan perlengkapan untuk balita. Sebab, pihaknya hanya menyiapkan konsumsi untuk dewasa.
Meski begitu, Irmansyah mengimbau agar masyarakat tidak memberikan bantuan secara langsung kepada para pencari suaka. Imbauan itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalau mungkin ada masyarakat yang ingin menyumbang makanan tambahan buat anak-anak, silakan. Tapi jangan langsung berikan, harus disampaikan kepada petugas yang ada di sana, kita kumpulkan, baru kita distribusikan," tutur Irmansyah.
Dia menjelaskan, proses distribusi bantuan tidak sesederhana yang dibayangkan. Sebab, jumlah pencari suaka yang telah ditampung di lahan bekas Kodim, Kalideres, Jakarta Barat saat ini mencapai sekitar 1.100 orang.
Mereka bukan hanya pencari suaka yang direlokasi dari trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Sebab, pengungsi yang dipindah dari kawasan Kebon Sirih hanya sekitar 250 orang.
Irmansyah khawatir, bila bantuan diberikan secara langsung dapat memicu kericuhan karena saling berebut.
"Mungkin mau kasih 100 (makanan), tapi jumlah pengungsinya banyak, nanti berebut. Makanya hari ini mau monitor penempatan di bangunan dan di tenda, dicatat, kita minta ke UNHCR berapa totalnya supaya tidak menimbulkan iri," ucapnya.
Irmansyah menambahkan, makanan yang dikirim juga sebaiknya tidak dalam bentuk beras atau nasi. Dia mengimbau bantuan yang diberikan berupa makanan tambahan atau minuman yang siap dikonsumsi.
Posko bantuan juga disediakan oleh Dinas Sosial di lahan bekas Kodim yang sekarang ditempati pencari suaka.
"(Kasih bantuan) langsung ke lokasi di sana. Kan lokasi di sana ada petugas-petugas dari Dinas Sosial. Lalu juga ada dari UNHCR. Nanti kita kumpulkan di sana, baru kita distribusikan," ucap Irmansyah.
Irmansyah kembali mengingatkan agar masyarakat menitipkan bantuannya ke petugas yang ada di lapangan. "Jadi jangan sampai 'saya mau ngasih langsung', jangan. Nanti jadi masalah," katanya mengakhiri.
Â
Advertisement
4. Kesehatan Diperiksa
Puskesmas Kalideres menggelar pemeriksaan kesehatan terhadap pencari suaka yang direlokasi ke Kalideres, Jakarta Barat.
Menurut Kepala Puskesmas Kalideres, Linda Lidya, pemeriksaan kesehatan tersebut untuk memantau kondisi kesehatan para pencari suaka.
"Kegiatan hari ini pelayanan kesehatan seperti sudah kita mulai sejak Kamis sore ya," kata Linda.
Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan dokter terhadap ibu hamil dan balita. "Pemeriksaan makan tambahan buat ibu hamil dan balita," lanjutnya.
Menurut Linda, penyakit yang diderita para pengungsi pencari suaka hanya penyakit ringan seperti gatal-gatal, batuk, pilek serta beberapa penyakit kulit lainnya. "Dirujuk itu tiga orang satu mau melahirkan, satu diare, satu lagi kalau nggak salah diare juga" katanya.
Linda juga menuturkan, kemarin ada seorang anak yang terluka karena bermain. Namun anak pencari suaka tersebut tidak ditujuk karena lukanya tidak parah.
"Sama kemarin ada yang luka anak-anak main. Yang anak-anak ndak dirujuk," lanjut Linda.
Linda menambahkan, jumlah pengungsi yang diperiksa sejak Kamis 11 Juli 2019 mencapai lebih dari 500 jiwa.
"Kalau kemarin waktu itu Jumat 90 orang, hari Sabtu 200-an lebih. Dan hari selanjutnya juga 200 lebih," katanya.
Selain menyediakan pemeriksaan kesehatan fisik, Linda juga menyampaikan pihaknya menyediakan konseling kesehatan dari para psikolog di puskesmas se-Jakarta Barat.
"Kami juga menyediakan konseling psikologis bagi yang stres atau tertekan," papar Linda.
Â
Reporter: Desti Gusrina