Sukses

PKB Ingin Pimpinan MPR Hanya Satu Paket

Terkait terbuka atau tidaknya partai di luar Koalisi Indonesia Kerja untuk masuk paket, Jazilul mengatakan komunikasi harus dilakukan lebih dahulu.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid berharap paket pimpinan MPR hanya satu. Paket itu diharapkan diisi hanya dari partai Koalisi Indonesia Kerja. Sehingga paket pimpinan MPR terpilih aklamasi.

"Kalau komunikasi dibangun dengan baik, dengan satu paket, selesai aklamasi. Tapi kalau tidak kan terbuka paket lain," ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).

Terkait terbuka atau tidaknya partai di luar Koalisi Indonesia Kerja untuk masuk paket, Jazilul mengatakan komunikasi harus dilakukan lebih dahulu.

Serta, maksimal pimpinan diisi lima termasuk satu fraksi DPD. Sehingga jatah partai empat. Sementara Koalisi Indonesia Kerja terdapat lima partai, yaitu PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem. Apakah ada partai KIK yang bersedia tak dapat posisi pimpinan, menurut Jazilul hal itu yang akan dibahas.

"Nah di situ yang bisa dibahas. Kalau itu dianggap posisi sebagai apa kan bisa saling sharing di tempat lain," kata Jazilul.

Maka itu, pula kans terbuka paket lain juga ada. Jazilul mengatakan saat ini masih belum terlihat, namun bisa keluar tiga paket.

"Kalau mau buat sendiri, bisa 3 paket kok," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Dibahas dengan PDIP

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyatakan, soal komposisi kursi pimpinan MPR masih harus dibahas oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai partai terbesar di koalisi Jokowi-Ma'ruf.

"Belum bisa membayangkan, karena saya harus menunggu pembicaraan dan arahan dari partai besar, PDIP," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan,Jakarta, Senin 8 Juli 2019.

Cak Imin menuturkan, partainya masih terus melakukan pematangan soal posisi jabatan untuk MPR. Tambahnya, partai koalisi lainnya juga harus diskusi lebih lanjut.

"Intinya kita kan harus mengajak diskusi," ungkap dia.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi