Liputan6.com, Jakarta - Seniman pembuat instalasi seni bambu [Getih Getah](instalasi "") di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Joko Avianto angkat bicara mengenai pembongkaran karyanya oleh Pemprov DKI.
Menurutnya, karya seni bambu Getih Getah itu tidak dibongkar, melainkan sesuai perencanaan awal hanya untuk dipajang enam bulan hingga satu tahun saja.
"Itu bukan pembongkaran sih, itu sudah direncanain. Sudah ada perencanaan karya itu tahan sampai satu tahun walaupun sebenarnya perencanaan waktu itu karyanya hanya untuk 6 bulan," kata Joko, Kamis (18/7/2019).
Advertisement
Selain itu menurut Joko, tiap kota memiliki variasi kekuatan instalasi seni bambu yang berbeda-beda. Tergantung pada lingkungan, cuaca, dan kelembaban.
"Variatif, pengalaman saya di tiap kota, tiap lingkungan beda-beda kekuatannya, tidak bisa dibandingin. Kan bambu itu materialnya strukturnya terdiri dari fiber dan pori-pori menyerap air, menyerap udara, bambu jadi kayak indikator lingkungannya. Kalau lingkungannya sudah polutif banget ya begitu kejadiannya," kata dia.
Dia membandingkan dengan karya bambu miliknya yang lain dan lebih awet saat dipajang di Jerman.
"Di karya saya yang lain mungkin lebih baik. Dibandingin karya saya Jerman 2015 ya 1 tahun di kawat enggak karatan masih bagus," kata dia.
Joko menilai, mudah rapuhnya bambu Getih Getah di Jakarta, dipengaruhi polusi yang sangat kuat di Ibu Kota.
"Kalau pengalaman saya dan di kota-kota lain yang lingkungannya enggak polutif itu akan lebih lama. Jadi bagi saya indikator sih," ucap Joko.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pembongkaran
Instalasi seni bambu Getih Getah yang dibangun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Agustus 2018 dibongkar. Pembongkaran dilakukan pada Rabu malam 17 Juli 2019.
Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawat mengatakan, alasan pembongkaran instalasi bambu Getih Getah karena kondisi yang mulai rapuh.
"Dilakukan pembongkaran karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh. Khawatir rubuh," kata Suzi saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Saat ini, kata Suzi, bambu tersebut tidak dapat digunakan kembali. Sementara lahan bekas tempat bambu akan ditanami sejumlah tanaman hias.
"Tidak dapat digunakan lagi. Sekarang ditanam border semak ground cover sambil menunggu instalasi lainnya," ucapnya dia.
Advertisement