Liputan6.com, Jakarta -P Direktur Eksekutif Para Syndicate, Ari Nurcahyo melihat hal yang wajar terhadap dinamika di Partai Golkar saat ini. Di mana Bambang Soesatyo, melihat ada peluang bisa mengalahkan Airlangga Hartarto.
Dia menuturkan, salah satunya adalah soal perolehan suara Golkar. Di mana meski berada di posisi kedua Pemilu 2019, kursi partai berlambang beringin itu berkurang.
Baca Juga
"Banyak persoalan yang menjadi catatan di kepemimpinan Airlangga. Meskipun Golkar posisinya nomor dua (dari jumlah kepemilikan kursi), tetap ini bagian kelemahan Pak Airlangga. Peluang-peluang ini sedang dimanfaatkan. Namanya penantang pasti memiliki peluang dari kontestasi," kata Ari di kantornya, Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Advertisement
Dia menegaskan, langkah politik Airlangga mempertahankan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada Desember mendatang juga bagian dari strategi. Jika Munas Golkar dipercepat sebelum Oktober, kata Ari, maka posisi Bamsoet masih sebagai ketua DPR.
"Dalam konteks ini sebenarnya posisi Bamsoet sebagai ketua DPR peluang politiknya lebih besar. Modal politik lebih kuat daripada katakanlah Pak Bamsoet menjadi menteri," ungkap Ari.
Restu Jokowi
Soal restu Presiden Jokowi bagi kandidat ketua umum Golkar, dia menganggapnya sebagai hal wajar. Menurut Ari, bagaimanapun Golkar adalah pengusung Jokowi di Pilpres 2019 dan menjadi bagian dari pemerintah.
"Sudah rahasia umum restu presiden itu menjadi endorsement untuk political candidate. Sehingga merasa perlu melakukan lobi-lobi ke presiden," tukasnya.
Ari menilai Airlangga maupun Bamsoet juga berupaya mengantongi restu Jokowi. "Dua-duanya memang dekat dengan Jokowi dan imbang," pungkasnya.
Advertisement