Liputan6.com, Surabaya - Pihak kepolisian Polrestabes Surabaya memanfaatkan tahun ajaran baru dan suasana awal masuk sekolah untuk menjadi pengisi materi terkait bahaya radikalisme kepada pelajar. Hal itu mencakup sekolah umum, hingga pesantren.
Kasat Binmas Polrestabes Surabaya Kompol Muhammad Fatoni menyampaikan, meski kota tersebut belum lama menjadi sasaran serangan terorisme, tidak ada data peningkatan yang signifikan terkait paham radikalisme di Surabaya.
Baca Juga
"Alhamdulillah belum ada tren peningkatan. Makanya kita sejak dini lewat sekolah, komunitas, kita masuk juga kita perkenalkan di dalam sekolah, luar sekolah, pesantren," tutur Fatoni di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/7/2019).
Advertisement
Menurut Fatoni, pihaknya memanfaatkan momen anak-anak yang baru masuk sekolah sebagai sarana sosialisasi. Baik tingkat SD, SMP, dan SMA disesuaikan cara penyampaiannya.
"Kita ajak mereka yang beragama apapun untuk saling menghargai satu sama lain, menghormati orangtua, guru, teman sekolah. Gambarannya tidak langsung seperti untuk orang dewasa," jelas Fatoni.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
40 Sekolah dapat Materi Deradikalisasi
Kaur Bin Ops Sat Binmas polrestabes Surabaya Iptu Rutri menambahkan, sudah ada sekitar 40 sekolah yang diberikan materi deradekalisasi.
"Termasuk dalam menggunakan sosial media, kita ajak, beri pengertian agar jangan mudah menerima begitu saja informasi. Tiap hari Senin kan upacara, kita sering melakukan razia pemantauan handphone," kata Rutri.
Advertisement