Liputan6.com, Jakarta Indonesia adalah negara maritim yang memiliki luas laut 5,8 juta km2 dengan jumlah pulau 17.504 dan garis pantai 95.000 km terpanjang di dunia. Anugerah tersebut menjadikan Indonesia memiliki kekayaan sumber daya ikan yang beraneka ragam dan melimpah.
Namun, dengan potensi yang luar biasa itu, Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang sampah laut terbanyak di dunia. Banyak ditemukan hewan laut yang mati karena sampah plastik.
Hewan laut terjerat atau tercekik oleh sedotan plastik misalnya. Belum lagi sampah plastik yang tidak terurai membuat terumbu karang rusak, ekosistem laut tempat makanan ikan rusak. Ditambah partikel plastik kecil (microplastics) yang tertelan oleh ikan laut menyebabkan ikan dan hewan laut lainnya mati.
Advertisement
Itu adalah faktor penyebab dari sampah plastik yang terjadi hari ini. Bayangkan jika kemudian ikan laut itu dikonsumsi yang terpapar mikroplastik, dan akan menganggu kekebalan tubuh. Jangan sampai laut Indonesia yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan potensinya, hanya menjadi cerita bagi anak cucu.
Jika sampah plastik tak dapat dikurangi, diprediksi pada 2050 atau 30 tahun lagi, laut lebih banyak dipenuhi sampah dibanding ikan. Tak hanya sebatas ikan. Perubahan dapat pula terjadi pada rantai makanan yang berpotensi menjadi ancaman besar penurunan kualitas hidup manusia dan populasinya.
Artinya terjadi efek domino yang mengerikan. Maka, jangan sampai hal tersebut terjadi. Sampah tak hanya menjadi penanganan pemerintah saja. Tak cukup sampai peraturan pada undang-undang.
Penanganan sampah jadi pekerjaan bersama. Untuk menjaga kelangsungan bumi, Uni Eropa sudah bergerak ke arah pelarangan kantong plastik sekali pakai. Bahkan 10 produk plastik di antaranya piring, tongkat balon, wadah makanan dan minuman yang terbuat dari polystyrene.
Ayo Peduli Sekarang!
Dalam rangka mengajak masyarakat menjaga lingkungan serta mengurangi penggunaan plastik, pemerintah pusat memogramkan Gerakan Nasional Indonesia Bersih (GNIB). Untuk memberi dorongan pada masyarakat agar makin peduli, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi penggerak dan pengagas kampanye Satu Juta Tumbler: Generasi Bijak Plastik.
Tujuan kampanye Satu Juta Tumbler: Generasi Bijak Plastik dari Kominfo bukan sekadar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membatasi penggunaan wadah plastik sekali pakai, dalam kehidupan sehari-hari. Kominfo juga ingin membekali para #GenerasiBijakPlastik untuk memproduksi konten edukatif dan kreatif tentang lingkungan hidup.
Melalui konten edukatif dan kreatif, target kampanye Satu Juta Tumbler: Generasi Bijak Plastik jadi lebih tepat sasaran. Secara tidak langsung, #GenerasiBijakPlastik mengefektifkan kampanye lingkungan melalui media sosial.
Satu Juta Tumbler: Generasi Bijak Plastik ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai informasi, pada hari Minggu tanggal 28 Juli 2019 bakal digelar peluncuran Gerakan Satu Juta Tumbler: Generasi Bijak Plastik di Ring Road 6-7 Gelora Bung Karno, Jakarta. Acara dimulai pukul 06.00-08.00 WIB.
Ada sejumlah acara menarik yang layak diikuti lho, seperti senam aerobik hingga zumba. Selain itu, Anda juga bisa mendengar sambutan langsung dari sejumlah narasumber dari kementerian, serta peluncuran Gerakan Satu Juta Tumbler: Generasi Bijak Plastik.
Dengan digelarnya acara ini, Kominfo berharap semua pihak untuk lebih peduli pada isu lingkungan dan hidup bersih. Kominfo sekaligus ingin menjadikan gaya hidup hemat plastik sebagai gaya hidup atau lifestyle, untuk selamatkan lingkungan dan wujudkan Indonesia bebas plastik.
Yuk, mulai melakukan hal kecil untuk hasil besar, dengan mengikuti acara peluncuran Gerakan Satu Juta Tumbler: Generasi Bijak Plastik ini. Cara ikutan acara ini, gampang kok. Anda tinggal registrasi ke sini. Selain dapat tumbler, kaos, goodie bag dan snack, Anda berkesempatan mendapat door prize menarik!
Â
Â
(*)
Â