Sukses

Luhut Puji Langkah BG Jembatani Pertemuan Jokowi dan Prabowo

Luhut juga mengungkapkan alasannya jarang terlihat di beberapa agenda politik pasca-Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Pembina Relawan Bravo 5, Luhut Binsar Panjaitan jarang muncul dalam beberapa agenda politik pasca-Pilpres 2019. Salah satunya dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Luhut yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu mengaku tengah fokus mengurus ekonomi.

"Enggak lah, enggak juga. Kan ngurusin ekonomi lebih bagus," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).

Dalam pertemuan bersejarah itu, sosok Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan yang justru terlihat. Purnawirawan Polri yang akrab disapa BG itu disebut-sebut sebagai pihak yang menjembatani pertemuan Jokowi-Prabowo.

Sosok BG kembali muncul dalam pertemuan Prabowo di rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekanorputri. Itu merupakan kali pertama Prabowo dan Megawati bertemu usai Pilpres 2019.

Luhut tidak mempermasalahkan BG yang kali ini lebih sering muncul dalam agenda politik. Menurut Luhut, keberadaan mantan ajudan Megawati di dua pertemuan politik itu bagus.

"Ya memang beliau lebih anu, kan, bagus," kata Luhut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Lika Liku Pertemuan Jokowi-Prabowo

Proses panjang mengiringi pertemuan Jokowi dengan Prabowo. Mulanya, Jokowi mengutus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk membuka komunikasi dengan Prabowo, usai pencoblosan Pilpres 2019.

Maklum saja, Luhut dan Prabowo sama-sama meniti karier TNI di Korps Baret Merah alias Kopassus sebagai Komandan Peleton Para Komando. Luhut yang lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1970 masuk ke Kopassus sejak 1971. Sementara, Prabowo yang lulusan Akabari 1974 baru masuk Kopassus pada 1976.

Saat Kopassus masih bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), keduanya juga sama-sama pernah dikirim bertugas ke Timor-Timur.

Hari berganti hari, Prabowo awalnya setuju untuk bertemu dengan Luhut. Keduanya bahkan telah janjian untuk bertemu di salah satu restotan Jepang, kala itu. Namun, pertemuan itu batal lantaran Prabowo mengaku sakit.

"Kita janjian mau ketemu, ya hari Minggu kemarin (seharusnya), tapi kemudian ada masalah teknis, beliau agak sakit flu. Kita reschedule (jadwalkan ulang)," ucap Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 22 April 2019.

Sementara adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo menyebut bahwa sang kakak belum berniat untuk bertemu Luhut dalam waktu dekat. Hashim menyebut pertemuan menunggu Prabowo kembali ke kondisi sehat.

Tekanan agar keduanya segera melakukan rekonsiliasi terjadi saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi Pilpres 2019. Di mana, saat pasangan Jokowi-Ma'ruf dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2019, terjadi kerusuhan 21-22 Mei di Jakarta.

Sejumlah pihak meminta Jokowi dan Prabowo segera bertemu agar dapat meredam suasana panas usai demo. Dorongan itu tak hanya berasal dari elite politik saja, masyarakat juga berharap agar kedua tokoh itu segera bertemu.

Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo usai akhirnya terwujud pada Sabtu 13 Juli 2019. Pertemuan berlangsung di Stasiun MRT Lebak Bulus hingga santap siang di Sate Khas Senayan, FX Sudirman.

Pertemuan tersebut terwujud berkat peran sejumlah pihak yang berhasil menjadi 'jembatan', salah satunya Kepala BIN Budi Gunawan atau BG. Hal itu diungkapkan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Menurut Pramono, BG memiliki banyak andil dalam pertemuan itu. Sebagai Kepala BIN, BG bekerja senyap dalam mewujudkan pertemuan itu.

"Ya Pak Budi Gunawan ini kan Ka BIN ya, Kepala BIN. Tentunya bekerja tanpa ada suara," ujar Pramono usai pertemuan.

Budi Gunawan sejak awal mendampingi Jokowi-Prabowo, mulai dari Stasiun MRT Lebak Bulus hingga keduanya santap siang di Sate Khas Senayan FX Sudirman.

Pramono sendiri bersyukur akhirnya Jokowi dan Prabowo bertemu, usai Pilpres 2019.

"Dan alhamdulillah apa yang dikerjakan hari ini tercapai," ucap Politisi senior PDIP itu.

 

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com