Liputan6.com, Jakarta - Dokter gigi Romi Syofpa Ismael tak bisa menahan tangisnya, kala menceritakan soal pembatalan status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) oleh Pemerintah Daerah Solok Selatan. Terlebih pembatalan itu disebabkan oleh kondisinya sebagai disabilitas.
Duduk di atas kursi roda, dia pun mencari keadilan ke kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta. Kesedihan atas pembatalan itu masih diingatnya.
Baca Juga
"Sangat sedih, terutama buat anak. Bolak-balik mengurus berkas, padahal dia masih kecil lima tahun lebih, sudah mengetahui kondisi ibunya ini. Dan hati suami sangat sedih yang melihat, seharusnya saat kelulusan merasa senang bersama keluarga, ternyata berbuah pahit,” kata dokter Romi di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Advertisement
Dia tetap meyakini, akan ada jalan untuknya. Agar tetap menjadi PNS, dan menggunakan keilmuannya.
"Sesuai dengan janji diri saya sendiri, mengabdikan diri saya, di mana ilmu saya bermanfaat bagi untuk semuanya," ungkap Romi.
Dia yang masih tercatat sebagai tenaga harian lepas atau kontrak daerah dan bertugas di Puskesmas Talunan, menuturkan, masih sanggup bekerja dan mengabdikan diri sebagai dokter gigi.
"Masih kerja. Walaupun duduk di kursi roda, ini tidak menghambat, tapi membantu untuk memberikan layanan," kata Romi.
Dia mengatakan, bukan keinginannya menjadi penyandang disabilitas. Ujiannya ini bermula saat dia mengalami masalah kesehatan usai melahirkan pada 2016. Kedua tungkai kakinya melemah.
"Dari PTT Kemenkes program Kementerian Kesehatan tahun 2015, di mana kondisi waktu mengabdi di Solok Selatan dengan kondisi walafiat, bisa berjalan. Kondisi ini didapatkan waktu 2016 bulan Juli dengan status masih yang sama di PTT Kemenkes," cerita dokter gigi Romi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sempat Putus Asa
Dengan kondisi itu, dia pun sempat ingin berhenti. Namun, dapat usulan dari Dinas Kesehatan menjadi status tenaga harian lepas sampai sekarang.
"2017 rencana mau resign, tetapi karena kekurangan dokter gigi di Solok Selatan, diusulkan oleh Dinas Kesehatan dengan status tenaga harian lepas dan sampai sekarang pun masih status tenaga harian lepas," jelas Romi.
Usahanya pun kini perlahan-lahan berbuah hasil. Pemerintah pusat bergerak mengatasi hal itu. Bahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, sudah berkoodinasi dengan pemerintah daerah, yang menegaskan tak alasan untuk menolak Dokter Romi. Apalagi yang bersangkutan lulus dengan hasil yang memuaskan.
“Tidak ada alasan daerah yang memerlukan tenaga medis, menolak dengan alasan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Tjahjo yang membuat Dokter Romi sedikit senyum usai menangis.
Advertisement