Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding menyebut partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin bersepakat dalam satu paket untuk menentukan pimpinan MPR. Namun, dia tidak mengetahui pasti apakah ada penambahan kursi untuk pimpinan MPR.
"Kalau KIK itu bersepakat untuk satu paket. Soal apakah tambah atau tidak, saya sendiri belum mendengar. Rapatnya saja belum dengar," ujar Karding di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).
Yang jelas, parpol koalisi pendukung Jokowi tak mungkin semuanya mengisi satu paket pimpinan MPR. Sebab, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) berisi lima partai, yaitu PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, dan PPP. Sedangkan jatah kursi partai politik di pimpinan MPR hanya empat.
Advertisement
Namun begitu, Karding menilai sangat mungkin kursi pimpinan MPR dalam satu paket. Hanya saja, dia belum mengetahui bagaimana keputusan dari koalisi.
"Sangat mungkin, tapi saya tidak bisa memastikan kapan rapatnya, di mana dan kapan diambil keputusannya. Tapi memang harusnya begitu sih (sepakat)," ujar dia.
Apakah bakal ada partai yang mengalah, Karding menyebut proses pembicaraannya masih sangat panjang.
"Kalau saya sih melihatnya masih berkembang, masih panjang, masih dinamis," tandas Karding.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ingin Satu Paket
Sebelumnya, Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid berharap paket pimpinan MPR hanya satu. Paket itu diharapkan diisi hanya dari partai Koalisi Indonesia Kerja. Sehingga paket pimpinan MPR terpilih aklamasi.
"Kalau komunikasi dibangun dengan baik, dengan satu paket, selesai aklamasi. Tapi kalau tidak kan terbuka paket lain," ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).
Terkait terbuka atau tidaknya partai di luar Koalisi Indonesia Kerja untuk masuk paket, Jazilul mengatakan komunikasi harus dilakukan lebih dahulu.
Serta, maksimal pimpinan diisi lima termasuk satu fraksi DPD. Sehingga jatah partai empat. Sementara Koalisi Indonesia Kerja terdapat lima partai, yaitu PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem. Apakah ada partai KIK yang bersedia tak dapat posisi pimpinan, menurut Jazilul hal itu yang akan dibahas.
"Nah di situ yang bisa dibahas. Kalau itu dianggap posisi sebagai apa kan bisa saling sharing di tempat lain," kata Jazilul.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement