Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan maut terjadi antara truk bermuatan tanah dan mobil Daihatsu Sigra putih di Jalan Imam Bonjol, Cibodas, Karawaci, Tangerang, Banten pada Kamis, 1 Agustus 2019 pukul 05.20 WIB.
Akibat kecelakaan maut ini, nyawa empat orang penumpangnya pun melayang. Mereka adalah Fatmawati (40), Nanda Saputra (22) dan Wandi (24) serta seorang sopir Grab bernama Edi (40).
Beruntung, seorang bayi berusia 11 bulan berinisial A selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Advertisement
Sang sopir truk yang sempat buron, kini sudah diamankan di Polres Metro Tangerang. Ia bahkan sudah ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap lalai hingga menghilangkan nyawa orang lain.
Meski sopir sudah resmi menjadi tersangka, masih terselip kisah pilu usai kecelakaan itu. Saat jenazah Fatmawati tiba di rumah duka di Jalan Karet IV, Cibodas Sari, Kota Tangerang, tangis Kayla, bocah 5 tahun pecah.
Berikut kisah pilu yang tersisa usai kecelakaan maut Karawaci dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bayi Berusia 11 Bulan Selamat
Pagi itu sekitar pukul 05.20 WIB, Jalan Raya Imam Bonjol yang belum begitu ramai dihebohkan dengan kecelakaan truk bermuatan tanah merah yang menimpa mobil Daihatsu Sigra. Warga yang melihat, spontan mencoba menolong dengan menggali tanah merah yang terus menumpuk.
Suara rintihan terdengar dari dalam mobil yang tertimpa truk dan tertimbun tanah itu seolah memberi harapan bila ada korban selamat.
Sekitar 30 menit, dari balik jendela belakang sopir yang sudah pecah, kedua tangan seorang ibu mengulurkan tubuh mungil A, bayi usia 11 bulan yang terus menangis histeris.
"Langsung diambil warga. Ibunya itu dari dalam masih terus ngomong 'tolong selametin anak saya' sambil terus-terusan istigfar," tutur Adi, salah seorang warga yang menyaksikan kecelakaan itu.
Bayi A terus menangis, oleh warga dilarikan ke Klinik Bersalin Rany, yang hanya berjarak 50 meter dari lokasi kejadian. Tidak ada luka di tubuh mungilnya meski begitu bidan yang siaga tetap memeriksanya secara detail.
Tidak berapa lama, seorang pria yang diketahui ayah kandung A, berlari menuju klinik sambil berteriak histeris memanggil nama putrinya sembari memeluk erat bayi mungil yang selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Â
Advertisement
Rengekan Anak Tertua
Tangis Kayla, bocah 5 tahun pecah saat jenazah ibunya yang menjadi korban kecelakaan maut Karawaci, Fatmawati (40), tiba di rumah duka di Jalan Karet IV, Cibodas Sari, Kota Tangerang.
Bunyi sirene mobil jenazah meraung dari balik gang rumah duka. Berkali-kali Kayla dipegang dan dipeluk oleh saudaranya di rumah duka, namun sekuat tenaga dia mencoba melepaskan diri dan mencoba berlari menuju mobil jenazah.
"Mama, mau ke mama. Mama jangan tinggalin Kayla duluan, mamaa," teriak Kayla yang membuat pilu siapa pun yang dengar di rumah duka korban kecelakaan maut Karawaci itu.
Suasana semakin haru ketika Riko, ayah Kayla, bergegas ke luar rumah dan menggendong anak pertamanya itu.
"Sudah nak, ini sama papa. Ayo enggak apa-apa," ajak Riko sembari membawa putri sulungnya masuk ke rumah.
Tapi Kayla tetap berontak. Anak itu ingin melihat langsung jenazah ibunya. Saat akhirnya jenazah sang ibu yang menjadi korban kecelakaan maut Karawaci dibawa ke rumah, tangis Kayla semakin histeris.
"Mama, nanti aku sekolah sama siapa?! Aku enggak mau sendirian, Ma," teriaknya.
Â
Semua Menangis dan Histeris
Riko hanya bisa menangis disamping jenazah sang istri. Selang tak berapa lama, jenazah adik-adik Fatmawati, Nanda dan Wandi juga dimasukkan ke rumah duka.
Sang anak, Kayla terus bertanya, jenazah siapa lagi yang dimasukan ke dalam rumahnya itu.
"Ini siapa Pa? Kok banyak?" tanyanya sembari sesengukan.
Ketiga jenazah yang masih saudara kandung itu, dijejerkan di satu kasur yang sama. Menambah pilu rumah tersebut, menangis dan histeris.
Sebelumnya, akibat sopir yang diduga mengantuk, truk bermuatan tanah merah oleng dan menimpa mobil mini bus yang melintas di sampingnya. Akibatnya, 4 orang tewas di tempat, sementara satu bayi berusia 11 bulan selamat dalam kejadian nahas tersebut.
Â
(Desti Gusrina)
Advertisement