Sukses

MRT Jakarta Berikan Panduan Ketika Hadapi Gempa Bumi

Gempa bermagnitudo 6,9 sempat menguncang Banten dan terasa hingga Jakarta pada Jumat, 2 Agustus 2019 malam.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyiapkan sejumlah panduan standar dalam menghadapi keadaan darurat yakni gempa bumi bila sedang berada di dalam kereta. Panduan tersebut terkait gempa Banten yang terasa hingga Jakarta beberapa hari lalu.

Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin mengatakan untuk penumpang yang berada di Stasiun MRT diimbau agar penumpang dapat berlindung di tempat aman sampai guncangan berhenti.

"Bagi penumpang yang berada di kereta, diimbau untuk berpegangan pada handrial sampai guncangan berhenti," kata Kamaluddin dalam keterangan tertulis, Minggu (4/8/2019).

Dia menjelaskan, saat terjadi gempa bumi kereta akan diberhentikan sampai guncangan berhenti dan akan membuat pengumuman yang tepat kepada penumpang. Kemudian, setelah guncangan penumpang yang berada di stasiun diharapkan mengikuti arahan petugas untuk menuju titik kumpul di luar stasiun.

"Bagi penumpang yang berada di kereta diimbau untuk tenang, tidak melakukan tindakan gegabah dan tetap berada di dalam kereta. Petugas di dalam kereta akan membuat pengumuman lewat radio kereta," ucap dia.

Kemudian kata dia, bila guncangan berhenti kereta akan melanjutkan perjalanan dengan kecepatan lebih rendah untuk menuju stasiun berikutnya.

Sebelumnya, gempa bumi mengguncang DKI Jakarta. Gempa terasa kuat selama lebih dari 2 menit. Berdasarkan laporan BMKG, gempa yang berpusat di Sumur, Banten itu berpotensi tsunami.

"Gempa berpotensi tsunami, untuk diteruskan kepada masyarakat," tulis BMKG dalam keterangannya, Jumat 2 Juli 2019.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Gempa Banten Magnitudo 6,9

Gempa Banten bermagnitudo 6,9 tak hanya menelan kerugian materil, namun juga memakan korban jiwa. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 2 orang yang meninggal dunia.

"Satu orang meninggal, Rasinah, warga Cigemblong. Dia wafat karena panik, serangan jantung. Satu lagi di Kabupaten Lebak," ujar Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo kepada wartawan, Sabtu (3/8/2019).