Sukses

Temui Ketua DPR, Bupati Nduga Minta Pasukan TNI-Polri Ditarik dari Wilayahnya

Yarius mengatakan, selama ini masyarakatnya tidak tenang hidup di antara anggota TNI dan Polri.

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Nduga Yairus Gwijangge menemui Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Dalam pertemuan itu Yairus meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui DPR menarik anggota TNI dan Polri di kawasannya, Nduga Papua yang sedang mengamankan proyek pembangunan infrastruktur.

"Kami dengan harapan penuh, meminta bapak presiden melalui Ketua DPR, bahwa penarikan anggota TNI Polri non organik dan organik itu sama-sama melaksanakan tugas disana," kata Yairus.

Dia mengatakan, selama ini masyarakatnya tidak tenang hidup di antara anggota TNI dan Polri. Bahkan sejumlah masyarakat di kawasan tersebut mengungsi karena menghindari anggota TNI dan Polri.  

"Masyarakat Nduga itu tidak hidup tenang, meraka masih berada di hutan-hutan. Mereka juga sudah mengungsi ke beberapa kabupaten tetangga. Dan sekitar 11 distrik itu sudah dikosongkan," ungkap dia. 

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nduga Namia Wijangge mengungkapkan masyarakat Nduga banyak yang masih trauma terhadap tragedi gerakan separatis di tahun 1996. Sehingga dia meminta TNI dan Polri segera ditarik ke markasnya. 

"Trauma itu terus terbawa sampa sekarang. seperti itu sehingga persoalan ini dalam waktu singkat ini mau diselesaikan sangat susah," kata Namia. 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Masuk Perkampungan

Tambahnya, para aparat juga tidak berjaga di pembangunan infrastruktur. Tetapi, lanjut Namia, para TNI dan Polri malah masuk ke perkampungan. 

"Mereka tidak menolak pembangunan. Kami lihat di media, aparat TNI atau Polri diturunkan ke sana supaya pengamanan jalan, pembangunan jembatan dan sebagainya. Tapi sementara pembangunan jembatan maupun jalannya ini belum jalan," ujar dia.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Liputan6.com