Liputan6.com, Jakarta - Semburan hoaks ternyata masih ditemukan setelah pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Berbagai perlawanan terhadap hoaks ini terus dilakukan, satu di antarnya oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Mafindo menggandeng Google.org dan Hongkong University meluncurkan program Stop Hoax Indonesia. Langkah ini sengaja dilakukan untuk menangkis semburan hoaks pasca-pemilu.
"Stop Hoax Indonesia berfokus pada kaum ibu dan remaja," kata Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Advertisement
Berdasarkan catatan Mafindo, lebih dari 100 hoaks tersebar setiap bulannya selama massa Pemilu 2019. Korbannya kebanyakan ibu-ibu rumah tangga. Mereka terpaksa berurusan dengan polisi lantaran turut menyebarkan informasi sesat.
Baca Juga
Oleh karena itu, Mafindo berinisiatif mencegah paparan hoaks dengan program Stop Hoax Indonesia.
"Ada inovasi juga dalam program ini, yaitu dengan membuat serial video Keluarga Anti Hoax dengan konsep action superhero," ucap Eko.
Mafindo berharap, program ini juga bisa dimanfaatkan setiap keluarga belajar dan meningkatkan literasi di dunia digital.
Tujuannya, bisa mencegah keluarga Indonesia terpapar hoaks dan informasi sesat.
"Bisa dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat yang ingin menggunakan untuk mengedukasi keluarganya, tetangga, jamaah pengajian, hingga murid-murid sekolah," tambah Eko.
Sementara Supervisor Stop Hoax Indonesia, Santi Indra Astutui mengungkapkan, program ini akan berjalan di 17 kota pada 2019. Ia berharap, program ini mampu meningkatkan kemampuan verifikasi informasi khususnya pada kaum muda dan ibu-ibu.