Liputan6.com, Jakarta - Ketua Panita Seleksi (Pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) Yenti Ganarsih menjamin kualitas seleksi calon pimpinan lembaga antirasuah jilid V periode 2019-2023.
"Pastilah (terjamin kualitas seleksi capim KPK). Kami bekerja sesuai aturan yang berlaku (UU dan hukum). Kami fokus bekerja," ujar Yenti di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Baca Juga
Yenti mengatakan hal tersebut menanggapi tudingan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi yang menyatakan bahwa pansel tidak serius dalam mencari komisioner lembaga antirasuah yang berintegritas.
Advertisement
Menurut Yenti, kritikan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi terhadap kinerja pansel dalam mencari dan memilih capim KPK yang berintegritas justru tidak berdasar. Yenti menyebut tudingan tersebut bahkan dilancarkan sebelum pihaknya mulai bekerja.
"Sangat tidak berdasar. Bahkan, sejak malam tanggal 17 Mei terbentuknya pansel sudah dituduh," kata Yenti.
Tak hanya mengkritik kinerja capim, Koalisi Masyarakat Sipil juga mempermasalahkan 40 capim yang lolos tes psikologi. Menurut ICW, 40 capim KPK yang lolos tes psikologi tidak sesuai dengan harapan publik.
Anggota Pansel Capim KPK, Hendardi mengatakan bahwa pihaknya bukan alat pemuas Koalisi Masyarakat Sipil. Hendardi meminta ICW maupun Koalisi Masyarakat Sipil berhati-hati saat membawa nama publik ketika menilai kinerja Pansel Capim KPK.
"Pansel memang bukan alat pemuas ICW dan Koalisi ini atau itu. Pansel mempertanggungjawabkan kerjanya pada Presiden, bukan pada ICW atau Koalisi ini itu," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.
"Mereka bisa mengatasnamakan publik atas dasar riset atau survei atau mereka baru menang pemilu? Bisa dengan serta merta dan enteng mengatasnamakan publik. Hati-hati mengatasnamakan publik," kata Hendardi.
Menurutnya, sejak awal pihaknya sudah mengundang mereka untuk mendaftar sebagai Capim KPK.
"Tapi sedikit atau malah hampir tidak ada yang maju. Ketika pihak lain maju mendaftar seperti polisi, jaksa atau hakim mereka sewot," ujarnya.