Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengingatkan bahaya paham radikalisme menyusup melalui kaum muda. Paham radikalisme menyasar kaum muda usia 17-24 tahun. Alasannya, para pemuda masih enerjik dan tengah mencari jati diri.
"Kemudian mereka juga semangatnya masih tinggi. Relatif belum punya tanggungan. Sehingga itu menjadi target utama," kata Wawan di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (10/8).
BIN mengingatkan anak muda agar berpikir kritis. Sebab radikalisme gampang menular ke pemuda yang tidak kritis dalam mempertimbangkan sesuatu. BIN akan melakukan literasi publik, literasi digital, patroli siber dan deteksi dini.
Advertisement
"Banyak juga anak muda umur 18 yang terlibat bom bunuh diri. Kemudian juga ikut ke Timur Tengah, Mossul, Suriah dan lain lain. Kemudian juga yang terlibat bom-bom di tanah air. Juga di medsosnya bermacam-macam termasuk ada yang berbaiat," tutur Wawan.
Wawan membeberkan ciri-ciri seseorang yang terpapar radikalisme. Mulai dari konsep berpikir dan perubahan tingkah laku.
"Biasanya riang tiba tiba pendiam kemudian kumpul dengan orang yang tidak semestinya. Orang tua juga tidak tahu, pergi lama pulang ke rumah langsung dekem (berdiam diri) di kamar. Suka marah-marah. Minta uang maksa. Ini adalah indikasi," terangnya.
Â
Lakukan Pendekatan
BIN akan melakukan upaya pendekatan kepada keluarga orang yang terindikasi radikal. Sebab, keluarga yang paling mengetahui watak seseorang.
"Oleh karenanya perlu ada kedekatan dengan keluarga sehari-hari nya, termasuk upaya bagaimana mencegah seperti yang terjadi. Di Lampung kemarin kan keluarganya, di Sibolga dan ternyata meledak itu lah kira-kira," tutup Wawan.
Advertisement