Liputan6.com, Jakarta - Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau dikenal Kartosoewirjo menjadi salah satu penggagas dan pendiri Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan ini kemudian mengakar dan memberontak melawan pemerintah Indonesia dari 1949 hingga 1962.
Sarjono Kartosoewirjo, putra dari Kartosoewirjo mengungkapkan dirinya telah menerima kondisi yang buruk akibat dari perpecahan.
"Sekarang orang-orang yang mulai mengadakan perlawanan, apapun bentuknya itu berakibat kepada anak dan keluarganya," ucap Sarjono usai mengikrarkan setia kepada Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Advertisement
Dia meminta, kepada semua pihak yang masih mencoba berseberangan untuk kembali bersatu di bawah naungan NKRI.
"Saya mengimbau kepada rekan-rekan untuk bersatu, bersama-sama, membangun negara ini. Sebab negara kalau rusak, bocor, ya kita sendiri yang tenggelam," kata Sarjono.
Â
Bela Ideologi
Karenanya, masih kata dia, jika ada yang mencoba mengusik ideologi bangsa, itu sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk membelanya.
"Kalau ada yang memecah ideologi, kitalah bagian yang harus membela ideologi ini," tukasnya.
Saat ditanya adakah anggota yang masih eksis? Dia tak menepisnya. "Saya tidak punya statistik yang real, tapi diperkirakan mungkin sekitar dua jutaan yang masih eksis. Tapi itu perkiraan kasarnya," pungkas Sarjono.
Advertisement